Archive for Kehamilan

KEBUTUHAN DASAR IBU HAMIL SESUAI DENGAN PERKEMBANGANNYA

A.  KETIDAKNYAMANAN DAN CARA MENGATASINYA

Kehamilan dibagi menjadi tiga buah Trimester yaitu Kehamilan Trimester I, Kehamilan Trimester II dan Kehamilan Trimester III. Kehamilan yang berusia kurang lebih 40 minggu ini memiliki karakter tersendiri di tiap minggunya. Banyak ibu hamil yang mengalami permasalahan kehamilan di tiap masa kehamilan yang berbeda.

Masa awal kehamilan biasanya menyebabkan rasa tidak nyaman. Contohnya, timbulnya rasa mual dan kelelahan yang sangat, biasanya adalah gejala yang sangat umum terjadi. Gejala lain, seperti mimisan dan infeksi kandung kemih, sangat jarang terjadi. Segera setelah anda hamil, tubuh anda mulai mengadakan beberapa perubahan besar yang membuatnya dapat menerima kehadiran janin anda selama 37 minggu yang penuh dengan pertumbuhan dan perubahan. Kelenjar-kelenjar pada sistem endokrin dan plasenta anda meningkatkan produksi hormonnya. Volume darah anda bertambah dan rahim anda membesar. Pada bulan keempat kehamilan, anda akan merasa jauh lebih baik, biasanya karena tubuh anda telah beradaptasi dengan perubahan besar yang terjadi. Sampai saat ini tiba, anda boleh merasa tenang, karena gejala-gejala yang anda rasakan pada trimester pertama biasanya berarti anda menjalani kehamilan yang normal yang akan berakhir dengan baik pula. Mual pada pagi hari dan gejala lain yang anda rasakan pada saat ini biasanya akan dapat anda hadapi dengan baik. Berikut adalah urutan dari gejala-gejala yang paling sering dialami pada masa trimester pertama kehamilan.

Mual pada pagi hari

Frekuensi ibu hamil dengan muntah pada pagi hari

Sekitar 70 persen ibu hamil mengalami mual-mual, terkadang diikuti dengan muntah, pada awal kehamilannya. Mual dan muntah ini paling sering terjadi di pagi hari, tapi bisa juga terjadi kapan saja. Walaupun anda tidak merasa mual, anda bisa saja tiba-tiba tidak menyukai suatu makanan tertentu, seperti kopi dan daging sapi, yang biasanya disebabkan karena baunya yang tajam. Selama anda bisa terus makan makanan yang bergizi dan mendapatkan semua nutrisi yang anda butuhkan, hal ini bukanlah sesuatu yang harus dikhawatirkan.

Penyebab

Tidak jelas apa yang yang menyebabkan terjadinya hal ini, akan tetapi hormon-hormon kehamilan yang membuat perut menjadi rileks dicurigai sebagai penyebabnya.

Lama hal ini berlangsung

Hal ini biasanya mulai berkurang pada usia kehamilan 13 atau 14 minggu, tapi ada ada juga yang terus menerus merasakan mual dan muntah sampai trimester kedua

Cara mengatasinya

  • Makan makanan kecil seperti biskuit sebelum bangun di pagi hari.
  • Makan beberapa kali dalam porsi kecil sehingga perut anda tidak dalam keadaan kososng.
  • Hindari semua yang dapat menyebabkan rasa mual.
  • Banyak minum, terutama bila anda habis muntah. Anda dapat mencoba untuk minum es serut, jus buah atau es batu bila minum air menyebabkan anda merasa mual.
  • Coba gunakan motion sickness band, yang mungkin dapat meredakan rasa mual dengan menekan titik accupressure di bagian dalam pergelangan tangan anda.
  • Mengemut permen.
  • Coba untuk memanfaatkan jahe, yang telah terbukti efekti dalam mengurangi rasa mual. Ada beberapa cara untuk mengkonsumsi jenis rempah-rempah ini termasuk menggunakan soda campur jahe, atau the, gingersnap atau jahe dalam bentuk kapsul.

Konstipasi (susah buang air besar)

1. Frekuensi ibu hamil dengan konstipasi

Konstipasi terjadi pada hampir setiap wanita yang sedang mengalami kehamilan.

2. Penyebab

Adanya peningkatan hormon progesteron, yang memperlambat proses pencernaan, adalah salah satu penyebabnya. Ditambah lagi usus anda menyerap lebih banyak air, yang membuat kondisi feces cenderung lebih keras dan lebih sulit keluar.

3. Lama hal ini berlangsung

Tidak ada jangka waktu yang pasti, kesulitan untuk BAB ini bisa terjadi kapan saja selama masa kehamilan, tapi biasanya yang paling parah adalah pada saat minggu ke 13 sampai ke 14 masa kehamilan.

4. Cara mengatasinya

  •  Cobalah untuk makan dengan jadwal yang teratur.
  • Minum air sebanyak-banyaknya – paling tidak delapan sampai sepuluh gelas sehari.
  • Berolahraga setiap hari.
  • Makan sayuran dan buah-buahan berserat tinggi, dan biji-bijian seperti gandum dan oatmeal.

Pusing- pusing atau pingsan

1. Frekuensi ibu hamil dengan pusing- pusing atau pingsan

Meskipun jumlah yang tepat tidak diketahui, mungkin dari setiap 20 orang, satu orang akan mengalami paling tidak sedikit pening selama kehamilannya. Tidak seperti yang sering digambarkan dalam film-film, jarang sekali ibu hamil yang mengalami pingsan.

Kehamilan menyebabkan terjadinya pembesaran yang dramatis pada pembuluh darah pada tubuh anda. Meskipun demikian, pada semester pertama kehamilan anda, volume darah yang anda miliki mungkin belum cukup banyak untuk memenuhinya. Hasilnya adalah tekanan darah yang menurun. Dua kondisi yang sering terjadi pada saat kehamilan – gula darah yang rendah (hypoglycemia) dan jumlah sel darah merah yang rendah (anemia) – juga dapat menyebabkan terjadinya rasa pusing. Dua hal terakhir ini mungkin memerlukan perhatian medis.Lama hal ini berlangsung

Rasa pening atau pusing dapat terjadi kapan saja selama masa kehamilan, tapi sering kali terlihat pada awal trimester kedua, saat pembuluh darah anda telah membesar karena pengaruh hormon-hormon kehamilan tapi volume darah anda belum cukup banyak untuk memenuhinya.

Cara menghadapinya

  1. Bangun perlahan dari posisi duduk atau tidur.
  2. Jalan perlahan dan sering berhenti untuk istirahat.
  3. Hindari berdiri untuk waktu yang terlalu lama.
  4. Sebaiknya berbaring dengan posisi miring, bukan dengan posisi telentang. Gunakan bantal untuk mengganjal bagian bawah perut untuk membuat posisi ini lebih nyaman.
  5. Jaga jangan sampai kepanasan. Sauna dan berendam air panas dapat meningkatkan resiko terjadinya pingsan. Mandi dengan pancuran dan berendam dengan air dingin, gunakan AC bila diperlukan, hindari ruangan yang penuh dan terlalu hangat.
  6. Teruskan aktivitas fisik untuk meningkatkan sirkulasi darah. Aktivitas yang baik termasuk jalan-jalan, aerobik dalam air dan yoga selama masa kehamilan.
  7. Banyak minum cairan, terutama pada siang hari.
  8. Makan makanan yang tinggi zat besinya, seperti kacang buncis, daging merah, sayuran berdaun hijau dan buah yang dikeringkan untuk membantu tubuh anda mendapatkan zat besi yang dibutuhkantubuh untuk membuat sel-sel darah merah.

Rasa lelah yang luar biasa

1. Frekuensi

Hampir semua ibu hamil melaporkan terjadinya peningkatan rasa lelah dan kebutuhan untuk tidur pada trimester pertama.

2. Penyebab

Untuk membawa oksigen dan nutrisi ke janin, tubuh anda memproduksi lebih banyak sel darah dan jantung anda bekerja lebih keras dan lebih cepat. Terjadinya perubahan ini pada masa awal kehamilan menyebabkan trejadinya peningkatan kebutuhan dalam sistem sirkulasi tubuh anda. Pada saat ini, anda juga memproduksi lebih banyak progesterone, yang cenderung membuat anda mengantuk. Hal ini mungkin yang memicu terjadinya rasa lelah yang luar biasa pada masa awal kehamilan.

3. Lama hal ini berlangsung

Rasa lelah biasanya berkurang pada masa trimester kedua, tapi mungkin bisa kembali lagi pada trimester ketiga kehamilan, saat membawa beban tambahan seberat janin anda mungkin terasa melelahkan.

4. Cara menghadapinya

  • Istirahat. Usahakan untuk bisa tidur pada siang hari atau setelah kerja. Bila anda perlu tidur pada pukul 7 malam agar dapat merasa segar, lakukan saja. Ini adalah gejala yang tidak ada obatnya selain tidur.
  • Hindari untuk tanggung jawab yang terlalu besar. Kurangi kegiatan yang bersifat sukarela dan kegiatan sosial lainnya bila hal ini membuat anda kelelahan.
  • Minta bantuan bila anda membutuhkannya. Sedapat mungkin, minta pasangan atau anak-anak anda untuk membantu.
  • Olahraga teratur. Olahraga ringan, seperti jalan kaki selama 30 menit sehari, bisa membantu anda menjadi lebih sehat dan segar.
  • Makan makanan yang berprotein dan berzat besi tinggi. Kekurangan zat-zat nutrisi ini bisa meningkatkan rasa lelah anda. Makanan yang mengandung zat besi dan berprotein tinggi termasuk daging merah, makanan laut, unggas dan telur. Sumber-sumber lain yang mengandung zat besi adalah whole-grain dan sereal yang mengandung zat besi, roti dan pasta.
  • Hindari stimulan. Hindari kafein, yang dalam jumlah banyak bisa membahayakan. Produk yang dijual untuk menghilangkan rasa lelah dan meningkatkan konsentrasi tidak aman untuk kehamilan.

Panas di ulu hati

1. Frekuensi

Lebih dari separuh ibu hamil merasakan panas di ulu hati, suatu sensasi yang tidak menyenangkan yang disebabkan oleh naiknya aliran asam dari usus ke esophagus, saluran yang mengalirkan makanan dari mulut ke perut anda.

2. Penyebab

Konstipasi, banyaknya gas dan panas di ulu hati, semuanya adalah efek dari lambannya proses pencernaan, yang disebabkan oleh hormon kehamilan. Saat kehamilan berlanjut, faktor kedua – membesarnya rahim, yang dapat mendorong usus anda keluar dari posisi normal – bisa menjadi penyebab terjadinya rasa panas di ulu hati.

3. Lama hal ini berlangsung

Rasa panas di ulu hati dapat terjadi setiap saat selama kehamilan, tapi biasanya paling terasa pada trimester ketiga.

4. Cara menghadapinya

  • Makan beberapa kali dalam porsi yang lebih kecil untuk menggantikan dua atau tiga kali makan dalam porsi besar. Makan secara perlahan-lahan, meskipun makanan anda hanya memiliki porsi yang kecil.
  • Hindari pemicu terjadinya panas pada ulu hati, seperti gorengan, alkohol, coklat, permen mint, bawang merah dan bawang putih.
  • Banyak minum, terutama air putih.
  • Hindari minum baik, baik yang biasa maupun yang decaff karena akan memperparah rasa panas pada ulu hati.
  • Jangan tidur dua atau tiga jam setelah makan malam. Bila rasa sakit itu datang saat anda dalam keadaan tiduran, naikkan kepala anda empat sampai enam inci lebih tinggi.

Perubahaan suasana hati

1. Frekuensi

Meskipun frekuensi terjadinya perubahan suasana hati ini tidak diketahui, beberapa ibu hamil pada masa trimester pertama dan kemudian terjadi lagi pada beberapa minggu sebelum kelahiran, diketahui mengalami fluktuasi emosi dari rasa senang dan bahagia yang amat sangat menjadi rasa kesal dan depresi.

2. Penyebab

Rasa tidak nyaman yang terus menerus, perubahan hormon dan ras cemas yang bisa dimengerti mengenai masa depan mempunyai andil dalam terjadinya perubahan suasana hati yang tiba-tiba. Anda mungkin bisa merasa lebih baik bila anda mengingatkan diri anda bahwa emosi yang kuat adalah hal yang normal dan sehat. Dengan mengenali bahwa emosi anda sedang labil dapat membantu anda dan orang-orang di sekitar anda untuk menghadapinya.

3. Lama hal ini berlangsung

Perubahan suasana hati bisa terjadi kapan saja selama masa kehamilan. Bila anda biasa mengalami sindrom sebelum haid (PMS), anda bisa mengalami perubahan suasana hati yang lebih ekstrim lagi saat anda dalam masa kehamilan.

4. Cara menanganinya

  • Makan makanan ditambah makanan kecil yang mengandung berbagai variasi buah-buahan dan sayuran segar dan whole grain secara teratur.
  • Banyak istirahat (tidur).
  • Minta dukungan keluarga dan kawan-kawan, tapi bila anda merasa sangat berat, hubungi dokter anda.
  • Gunakan teknik relaksasi seperti meditasi, imajinasi mental yang terpandu dan relaksasi otot yang progresif.

Gangguan pada rongga hidung: Mengorok, hidung tersumbat dan mimisan

1. Frekuensi

Seperempat ibu hamil mengorok, dibandingkan dengan 4 persen perempuan pada usia yang sama tapi tidak sedang hamil. Hidung tersumbat dan mimisan juga relatif sering terjadi.

2. Penyebab

Saat lebih banyak darah mengalir ke membran-membran mucus di tubuh anda, saluran di hidung dan saluran udara anda membengkak, yang dapat menyebabkan terhambatnya aliran udara dan menyebabkan mengorok, hidung tersumbat dan mimisan. Meskipun mengorok biasanya hanya sedikit merepotkan, hal ini bisa dihubungkan dengan kondisi yang serius seperti tekanan darah tinggi (hypertension) atau gangguan tidur yang menyebabkan anda berhenti bernapas dalam jangka waktu pendek (sleep apnea). Perempuan yang mengorok selama masa kehamilannya mempunyai resiko terjadinya kehamilan dengan tekanan darah tinggi (pre-eklampsia) yang lebih tinggi.

3. Lama hal ini berlangsung

Masalah pernapasan dapat terjadi kapan saja sepanjang masa kehamilan.

4. Cara mencegah

  • Tidur dengan posisi miring lebih baik daripada tidur dengan posisi telentang. Tidur dengan posisi telentang menyebabkan lidah anda tertarik ke belakang tenggorokan dan menutup aliran udara.
  • Gunakan nasal strip untuk membuka saluran napas anda.
  • Hindari menambah berat lebih banyak dari yang direkomendasikan oleh dokter anda.

Infeksi vagina dan keluarnya cairan pada vagina

1. Frekuensi

Peningkatan cairan vagina teramat sangat sering terjadi pada kehamilan sebagai hasil dari meningkatnya pergantian dinding vagina anda.

2. Penyebab

Menebalnya dinding vagina yang disebabkan oleh hromon menyebabnya timbulnya cairan encer, bening dan tidak berbau yang disebut leukorrhea. Cairan ini tidak berbahaya dan tidak perlu diobati. Ada caira lain yang disebabkan oleh bakteri atau infeksi. Bakteri vaginosis, contohnya, menyebabkan terjadinya cairan yang berbau tidak enak, berwarna kelabu kehijauan. Tanda dan gejala adanya infeksi meliputi adanya cairan vagina berwarna putih, kental yang menyebabkan gatal, panas dan kemerahan disekitar vulva dan vagina, dan menyebabkan susah buang air kecil. Bakteri dan infeksi ini tidak menimbulkan bahaya langsung pada janin anda, dan keduanya bisa diobati selama kehamilan. Infeksiini sering terjadi karena efek hormon kehamilan pada kondisi vagina. Bakteri vaginosis lebih jarang terjadi pada ibu hamil dibandingkan pada perempuan lain yang aktif secara seksual.

3. Lama hal ini terjadi

Cairan vagina berwarna keputihan lebih sering terjadi sepanjang kehamilan. Bila anda mengalami gejala gaji, bau, panas atau ketidaknyamanan lain pada vagina anda, itu mungkin berarti adanya infeksi dan harus dievaluasi dan diobati oleh dokter anda

Cairan pembersih vagina tidak akan membantu pada peningkatan cairan vagina yang normal dan justru bisa menyebabkan terjadinya infeksi pada rahim anda yang dapat mengakibatkan terjadinya kelahiran prematur. Jangan pernah menggunakan cairan pembersih vagina selama masa kehamilan.

Masalah-masalah lain

Sakit kepala sering terjadi pada masa-masa awal kehamilan tapi jarang yang serius. Bila anda sering menderita sakit kepala, tanyakan pada dokter anda mengenai penggunaan acetaminophen saat rasa sakitnya mulai terasa. Rasa sakit pada punggung biasanya terjadi pada usia kehamilan yang lebih tua tapi dapat terjadi juga terjadi pada trimester pertama, terutama bila anda sudah pernah hamil sebelumnya.

Infeksi saluran kemih lebih sering terjadi pada masa kehamilan dan harus diobati bila terjadi. Sering buang air kecil sangat umum terjadi pada masa kehanilan karena rahim yang membesar menambah tekanan pada kandung kemih anda. Rasa sakit pada saat buang air kecil bisa jadi merupakan gejala infeksi saluran kemih dan harus segera dievaluasi oleh dokter anda.

Selain itu anda juga harus segera menghubungi dokter anda bila anda mengalami hal-hal sebagai berikut:

  • Timbul flek dari vagina
  • Adanya pendarahan dari vagina yang diikuti oleh ras sakit, demam atau kedinginan
  • Ada gumpalan yang keluar
  • Sakit kepala yang parah dan berkepanjangan, terutama bila disertai dengan pusing, pingsan, mual atau muntah, atau adanya gangguan visual
  • Sakit pinggang yang parah atau ringan
  • Sakit pinggang yang tidak segera hilang dalam waktu empat jam
  • Nyeri yang diikuti dengan demam atau pendarahan
  • Muntah diikuti dengan nyeri atau demam
  • Demam atau kedinginan (102 derajat fahrenheit atau lebih)

Rasa mual di pagi hari, rasa ngantuk di siang dan sore hari, rasa panas di ulu hati dan gejala-gejala awal lain yang anda rasakan merupakan peringatan keras bahwa tubuh anda sedang mendukung perkembangan dan pertumbuhan janin anda. Bila anda mendapatkan cukup istirahat dan menjaga agar diri anda sedapat mungkin tetap nyaman, maka anda dan janin anda akan berhasil melalui masa kehamilan ini dengan baik.

Di masa kehamilan ibu hamil dapat mengalami masalah kehamilan berupa sesak nafas. Hal ini disebabkan karena di awal kehamilan tubuh ibu hamil memproduksi hormon progesterone yang menekan gerakan paru-paru. Karena terbatasnya gerakan paru-paru, ibu hamil akan bernafas lebih sering agar dapat memenuhi kebutuhan oksigen bagi ibu dan bayi.

Penyebab sesak nafas pada kehamilan yang lain adalah adanya perkembangan rahim yang semakin mendorong diafragma sehingga rongga dada menjadi lebih sempit dan dengan sendirinya paru-paru tertekan. Tekanan pada paru-paru ini lah yang memicu terjadinya sesak nafas pada kehamilan.

Cara mengatasi masalah kehamilan – sesak nafas

Untuk mengatasi masalah sesak nafas di masa kehamilan, sebaiknya ibu hamil selalu duduk dengan tegak agar ruang paru-paru tidak tertekan dan mempunyai ruang lebih untuk berkembang ketika bernafas. Hindari gerakan tiba-tiba karena adanya himpitan organ tubuh ke rongga dada. Di masa kehamilan selalu lakukan gerakan perlahan agar paru-paru tidak tertekan.Ketika ibu berbaring, kepala harus disangga sehingga tekanan pada paru-paru berkurang.

Sejumlah perempuan melewati kehamilan tanpa merasakan ketidaknyamanan dalam kehamilan seperti masalah kehamilan diatas. Namun demikian hal tersebut mungkin tidak terjadi pada kehamilan anda. Perlu anda tanamkan pada diri anda bahwa masalah kehamilan tersebut hanya muncul sementara dan akan hilang kelak ketika anda telah melahirkan. Untuk itu bila masalah ini muncul ibu hamil dapat mencoba membayangkan wajah bayi ibu kelak sehingga ketidak nyamanan di kehamilan ini menjadi hilang dan segera berganti dengan kesenangan anda sebagai ibu baru.

Ketidaknyamanan pada Trimester Ketiga

Selain ketidaknyamanan psikis, ada beberapa ketidaknyamanan fisik yang harus ditanggulangi ibu hamil – terutama ketika memasuki tri semester ketiga.

  1. Gatal-gatal, terutama di kulit perut. Hal ini muncul akibat membesarnya perut sesuai perkembangan janin dalam kandungan. Solusi : jangan digaruk, karena akan meninggalkan bekas. Mending dioles dengan pelembab saja
  2. Suhu badan meningkat. Ibu hamil akan lebih mudah merasa kegerahan/berkeringat ketika orang lain biasa saja (apalagi tinggal di Jakarta, ampun deh). Hal tersebut terjadi karena ada perubahan metabolisme tubuh sebagai upaya penyesuaian untuk mendukung bayi yang kian membesar.

Solusi : usahakan tinggal di ruangan/lingkungan yang sejuk.

  1. Sulit tidur. Membesarnya janin, gerakan yang makin lincah, dan tekanan pada kandung kemih yang memaksa ibu hamil sering kencing adalah faktor utama pengganggu tidur.

Solusi : posisi tidur yang dianjurkan pada fase ini adalah tidur miring. Letakkan bantal untuk mengganjal kaki agar rileks.

2. Kaki kram atau bengkak. Kejang yang menimbulkan nyeri ini biasanya terjadi pada malam hari. Bahkan nyerinya baru hilang setelah 3-4 hari. Hal ini terjadi akibat tekanan rahim mengurangi sirkulasi pada kaki dan menekan syaraf tertentu, selain itu bisa juga dikarenakan kekurangan kalsium dan fosfor.

Solusi : seimbangkan makan dengan memperbanyak makanan yang mengandung kalsium. Seringlah mengistirahatkan kaki dengan menselonjorkannya, jangan terlalu lama dalam posisi duduk dengan kaki tertekuk. Tambahkan porsi jalan kaki untuk melancarkan peredaran darah.

  1. Nafas sesak. Rahim yang membesar juga menekan diafragma yang membuat ibu hamil agak sulit bernafas. Perubahan hormonal juga berpengaruh pada aliran darah dan kelenturan otot paru-paru.

Solusi : rajin melakukan latihan pernafasan, terutama di pagi hari. Jika sudah sangat mengganggu, langsung cek ke dokter.

2. Gusi mudah berdarah. Perubahan hormonal juga diikuti membengkaknya gusi sehingga permukaannya menjadi tipis dan mudah berdarah ketika sedang gosok gigi.

Solusi : ganti sikat gigi yang soft dan gunakan pelan-pelan saja.

B.    IMUNISASI

Pada masa kehamilan ibu hamil diharuskan melakukan imunisasi tetanus toksoid (TT). Gunanya pada antenatal dapat menurunkan kemungkinan kematian bayi karena tetanus. Ia juga dapat mencegah kematian ibu yang disebabkan oleh tetanus. Terutama imunisasi tetanus untuk melindungi bayi terhadap penyakit tetanus neonatorum. Imunisasi dilakukan pada trimester I / II pada kehamilan 3 – 5 bulan dengan interval minimal 4 minggu. Lakukan suntikan secara IM (intramuscular) dengan dosis 0,5 mL. imunisasi yang lain dilakukan dengan indikasi yang lain.

Menurut WHO seorang ibu tidak pernah diberikan imunisasi tetanus, sedikitnya 2x injeksi selama kehamilan ( I pada saat kunjungan antenatal I dan II pada 2 minggu kemudian )

Jadwal pemberian suntikan tetanus adalah :

  • TT 1 selama kunjungan antenatal I
  • TT 2 → 4 minggu setelah TT 1
  • TT 3 → 6 minggu setelah TT 2
  • TT 4 → 1 tahun setelah TT 3
  • TT 5 → 1 tahun setelah TT 4

Karena imunisasi ini sangat penting, maka setiap ibu hamil hendaknya mengetahui dan mendapat informasi yang benar tentang imunisasi TT. Petugas kesehatan harus berusaha program ini terlaksana maksimal dan cepat.

  1. C.       KUNJUGAN ULANG

Pengawasan antenatal memberi manfaat dengan ditemukannya berbagai kelaianan yang menyertai kehamilan secara dini sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah – langkah pertolongan persalinan. Ibu hamil dianjurkan untuk melakukan pengawasan antenatal minimal sebanyak 4 kali, yaitu 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II dan 2 kali pada trimester III.

Tujuan pelayanan kebidanan (WHO), yaitu:

  1. Pengawasan $serta penanganan wanita hamil dan pada saat peralianan.
  2. Perawatan dan pemeriksaan wanita sesudah persalinan.
  3. Perawatan neonates – bayi
  4. Pemeliharaan dan pemberian laktasi.

Asuhan antenatal (antenatal care) adalah pengawasan sebelum persalianan terutma ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Secara khusus pengawasan antenatal bertujuan:

  1. Mengenal dan menangani sendiri mungkin penyulit yang terdapat saat kehamulan, persalinan, daan nifas.
  2. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai kehamilan, persalinan dan masa nifas.
  3. Memberi nasehat dan peunjuk yang berkaitan dengan kehamilan,persalinan, kala nifas, laktasi dan aspek keluarga berencana.
  4. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu pada perinatal.

Dengan memperhatikan batasan dan tujuan pengawasan antenatal, dijadwalkan pemeriksaan sebagai beikut.

  1. Pemeriksaan pertama

Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid

2.  Pemeriksaan ulang

  • Setiap bulan sampai umur kehamilan 6 – 7 bulan.
  • Setiap 2 minggu sampai kehamilan berumur 8 bulan.
  • Setiap 1 minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai terjadi persalianan.

Pemeriksaan khusus jika terjadi keluhan – keluhan tertentu

D.          SUPPORT EMOSIONAL

Faktor yang berhubungan dengan ibu hamil:

  • Dukungan kepada bumil dan nifas
  • Dukungan dari tenaga kesehatan (nakes)
  • Menciptakan rasa aman dan nyaman selama hamil dan nifas
  • Persiapan menjadi orang tua
  • Mempersiapkan saudara (sibling)

Dukungan kepada ibu hamil dan nifas

Wanita yang telah/belum dianugerahi anak disaat menginginkan hamil/dalam menghadapi kehamilan dan bersalin membutuhkan dukungan, diantaranya dari:

  1. Dukungan suami

Dari penelitian kualitatif di indonesia diperoleh berbagai dukungan suami yang diharapkan isteri:

  1. Suami sangat mendambakan bayi dalam kandungan isteri
  2. Suami senang mendapatkan keturunan
  3. Suami menunjukkan kebahagiaan pada kehamilan ini
  4. Suami memperhatikan kesehatan isteri, yakni menanyakan keadaan isteri/janin yang dikandung
  5. Suami mengantar dan atau menemani isteri memeriksa kandungannya
  6. Suami tidak menyakiti isteri
  7. Suami menghibur/menenangkan ketika ada masalah yang dihadapi isteri
  8. Suami menasihati agar isteri tidak terlalu lelah bekerja di rumah atau di tempat kerja
  9. Suami membantu tugas isteri
  10. Suami berdo’a untuk kesehatan atau keselamatan isteri dan anaknya
  11. Suami menunggu ketika isteri melahirkan
  12. Suami menunggu ketika isteri di operasi

Diperoleh atau tidak diperolehnya dukungan suami tergantung pada:

  1. Keintiman hubungan
  2. Adanya komunikasi yang bermakna
  3. Adanya masalah atau kekhawatiran dalam biaya
  4. Dukungan keluarga
  • Ayah-ibu kandung, maupun mertua sangat mendukung kehamilan ini
  • Ayah-ibu kandung, maupun mertua sering berkunjung dalam periode ini
  • Seluruh keluarga berdo’a untuk keselamatan ibu dan bayi
  • Walaupun ayah-ibu kandung, maupun mertua ada di daerah lain, sangat didambakan dukungan melalui telepon, surat atau pun do’a dari jauh
  • Selain itu, ritual tradisional dalam periode ini seperti upacara 7 bulanan pada beberapa orang, mempunyai arti tersendiri yang tidak boleh diabaikan
  1. Dukungan lingkungan
    • Membicarakan/menceritakan/menasihati tentang pengalaman hamil dan melahirkan
    • Ada diantara mereka yang mau mengantarkan ibu hamil untuk periksa
    • Menunggu ketika melahirkan
    • Diperoleh dari ibu-ibu pengajian/perkumpulan/kegiatan yang berhubungan dengan keagamaan/sosial dalam bentuk doa bersama untuk kesehatan ibu hamil dan bayinya
    • Mereka dapat menjadi seperti saudara bagi ibu hamil dan nifas

E.           PEKERJAAN

Meskipun ibu sudah melewati trisemester pertama kehamilan, tapi bukan berarti ibu boleh bebas melakukan semua kegiatan seperti biasa yang anda lakukan pada saat tidak hamil. Sebagai istri dan ibu, biasanya seorang wanita berpikir bahwa ia harus melayani keluarga sebaik seperti sebelum hamil. Kehamilan merupakan sesuatu yang sangat berharga sekaligus rentan terhadap bahaya dan komplikasi.

Untuk itu, pengetahuan mengenai apa saja yang boleh dan tidak boleh  dilakukan menjadi sangat penting. Berikut ini dipaparkan beberapa aktivitas dan area kehidupan yang harus diperhatikan, khususnya sejak memasuki trisemester kedua kehamilan:

  1. Pekerjaan

Pekerjaan kadang menjadi sesuatu yang dilematis.anda membutuhkan pekerjaan tetapi kehamilan sering kali meminta anda untuk tidak lagi bekerja, khususnya ketika memasuki trisemester kedua dan ketiga. Dari sekian banyak jenis pekerjaan, ada pekerjaan yang sebaiknya anda hindari ketika sedang hamil.Misalnya para wanita yang bekerja sebagai petani, ahli di laboratorium, kru maskapai penerbangan, Polisi lalu lintas, tentara, juru masak, bahkan pekerjaan sebagai sekertaris seringkali memiliki resiko apabila yang bersangkutan harus duduk selama berjam-jam di depan komputer. selain itu stress juga berbahaya bagi kehamilan, karena bisa melemahkan kondisi fisik dan mengganggu perkembangan janin. jika anda dihadapkan pada pilihan dilematis seperti ini, sebaiknya anda bisa bersikap bijak dalam memutuskan.Cobalah untuk minta dipindahkan di bagian lain yang lebih tidak berisiko atau jika kebijakan perusahaan memungkinkan, mintalah cuti dalam jangka waktu lama. Tetapi jika kedua hal ini tidak mungkin untuk dilakukan, Anda harus tegas, pilih pekerjaan atau bayi anda.

Hal lain yang harus anda pertimbangkan berkaitan dengan pekerjaan dan kehamilan anda adalah, jarak antara rumah dan tempat kerja anda, serta jenis transportasi yang anda gunakan. Perjalanan jauh membutuhkan energi ekstra, sehingga dilarang bagi mereka yang sedang masa kehamilan trisemester pertama karena dikhawatirkan bisa mengakibatkan keguguran.

Keadaan yang memang lebih baik pada trisemester  ke dua ini bukan berarti anda dan bayi anda dalam kondisi yang sama sebelum hamil. Usahakanlah untuk naik kendaraan yang tidak terlalu banyak goyang atau getar. Masalah jarak dan transportasi ini juga dapat anda masukan sebagai unsur pertimbangan, apa hasil yang anda dapatkan dari bekerja memang layak dipertahankan dibandingkan dengan bayi anda dan masa depannya ditambah biaya dan energi yang harus anda keluarkan untuk meraihnya. Ingat, bahwa masing-masing wanita memiliki karakteristik kehamilan yang berbeda. Jadi jangan terlalu memaksakan diri, dan pertimbangkan dengan matang keputusan yang akan anda buat.

2. Pekerjaan rumah tangga

Jangan pernah menganggap enteng pekerjaan rumah tangga, khususnya bagi kaum pria. Pekerjaan rutin rumah tangga seperti mencuci, mengepel, memasak, menyetrika sering dianggap pekerjaan yang tidak membutuhkan tenaga dan pikiran, pendapat seperti ini jelas salah. Pekerjaan rumah tangga sama melelahkannya seperti pekerjaan lainnya. Tanpa harus bekerja di luar rumah pun, pekerjaan rumah tangga sudah  menguras tenaga dan pikiran, apalagi kalau seorang wanita masih harus bekerja di luar rumah, yang paling menyedihkan lagi adalah pada waktu hamil. Jika anda seorang suami yang bertanggung jawab dan memiliki rasa kemanusiaan dan budi pekerti yang baik, maka anda pasti tidak akan membiarkan istri anda melakukan pekerjaan rumah tangga sambil tetap bekerja di luar rumah pada saat hamil.

Bicarakanlah segera dengan pasangan dan keluarga dekat anda jika memang menghadapi masalah seperti ini. Karena jika dibiarkan resikonya bukan hanya pada bayi anda tetapi juga diri anda sendiri. Pada saat hamil, kurangilah pekerjaan rumah tangga yang biasa anda lakukan. Kurangilah bersentuhan dengan bahan-bahan kimia dalam rumah tangga, seperti cairan pembersih lantai,pestisida tanaman,dan obat serangga lainnya.

3. Mengangkat yang berat-berat

Sesuatu yang berat itu bekan berarti hanya barang,orang juga termasuk didalamnya. Pekerjaan mengangkat ini sepertinya hampir tidak dapat dihindari oleh siapapun termasuk para ibu. Mengangkat sesuatu di rumah atau ditempat kerja, mengangkat barang belanjaan, atau menggendong anak anda sering menjadi hal-hal yang tidak dapat dihindari. Tetapi sewaktu hamil, ingatlah selalu kondisi anda dan janin anda.

Seperti telah dikatakan dimuka bahwa semakin besar kandungan anda, semakin besar pula peregangan tulang yang terjadi, sehingga tulang-tulang menjadi rentan. Belum lagi perubahan hormon, ketegangan urat dan saraf untuk sang bayi yang menyita energi. Prinsipanya adalah jangan mengangkat apapun yang berat pada saat anda hamil.Anda sudah cukup keberatan dengan bayi yang ada dalam kandungan anda. mintalah orang lain untuk menggantikan anda jika memang ada yang harus anda diangkat.Dan untuk anak anda yang ingin digendong, berilah pengertian padanya bahwa anda sedang tidak bisa melakukannya, atau jika memang terpaksa, lakukanlah dengan hati-hati dan tidak dalam waktu yang lama.

Hindari pekerjaan yang membahayakan atau terlalu berat atau berhubungan dengan radiasi atau bahan kimia, terutama pada usia kehamilan muda.

F.           BEPERGIAN (TRAVELLING)

Sedang hamil tidak berarti Anda tidak dapat pergi berlibur untuk seluruh 9 bulan Anda istilah, tetapi tidak berarti bahwa anda harus melakukan sedikit ekstra hati-hati ketika membuat rencana, baik untuk menjamin kenyamanan dan perlindungan Anda dan bayi yg belum lahir .

Bepergian dengan pesawat udara biasa tidak perlu dikhawatirkan karena tidak membahaykan kehamilan. Tekanan udara di dalam kabin penumpang telah diatur sesuai atmosfer biasa. Aman untuk melakukan perjalanan udara di trimester kedua, dan International Air Transport Association (IATA) pedoman menyarankan Anda berhenti perjalanan udara setelah minggu ke 36. Menghindari risiko kelahiran prematur dan komplikasi lain. Jika Anda memperoleh yang cukup besar dan ke 28. Minggu, maka anda harus membawa surat dari ibu yang menunjukkan layanan yang ditujukan tanggal, karena beberapa maskapai Mei permintaan ini ketika anda memeriksa untuk keselamatan Anda sendiri. Walaupun ia bukan yang sering berada pada tahap pertama adalah kehamilan membahayakan anda atau bayi Anda, tetapi yang penting untuk minum banyak air dan pastikan Anda bangun dan stretch kaki Anda secara teratur sebagai bayi berat dapat membuat Anda lebih rentan terhadap peredaran darah masalah selama penerbangan panjang. Morning sickness juga dapat membuat Anda lebih rentan terhadap perjalanan penyakit, dan banyak melakukan perjalanan, sebagai obat penyakit tidak dianjurkan selama kehamilan Anda hanya akan dapat mencoba solusi alternatif seperti akupunktur band (band laut) atau teh jahe.

Disarankan ibu untuk tidak lama berkendaran jarak sendiri, karena posisi mengemudi bisa jadi sangat tidak nyaman dan lama drive dapat sangat melelahkan. Pastikan kursi dan seatbelt yang disesuaikan dengan baik dan memakai pakaian longgar nyaman. Juga pastikan ibu memiliki cukup untuk makan dan minum selama perjalanan jalan untuk menjaga tingkat energi atas.

G. PERSIAPAN LAKTASI

Salah satu persiapan persalinan adalah meningkatkan kesehatan optimal dan segera dapat memberikan laktasi. Untuk mempersiapkan laktasi, peerlu dilakukan persiapan perawatan payudara untuk persiapan laktasi. Persiapan mental dan fisik yang cukup membuat proses menyusui menjadi mudah dan menyenangkan.

Payudara adalah sumber ASI yang merupakan makanan utama bagi bayi yang perlu diperhatikan dalam persiapan laktasi adalah :

  • Bra harus sesuai dengan pembesaran payudara yang sifatnya menyokong payudara dari bawah, bukan menekan dari depan
  • Sebaliknya ibu hamil masuk dalam kelas ”bimbingan persiapan menyusui”.
  • Penyuluhan (audio-visual) tentang :
  1. Keunggulan ASI dan kerugian susu botol
  2. Manfaat rawat gabung
  3. Perawatan bayi
  4. Gizi ibu hamil dan menyusui
  5. Keluarga berencana,dll
  • Dukungan psikologis pada ibu untuk menghadapi persalinan dan keyakinan dalam keberhasilan menyusui
  • Pelayanan pemeriksaan payudara dan senam hamil

Persiapan psikologis untuk ibu menyusui berupa sikap ibu dipengaruhi oleh faktor-faktor :

  • Adat istiadat / kebiasaan / kebiasaan menyusui di daerah masing-masing
  • Pengalaman menyusui sebelumnya / pengalaman menyusui dalam keluarga / tidak
  • Pengetahuan tentang manfaat ASI, kehamilan yang diinginkan atau tidak
  • Dukungan dari tenaga kesehatan, teman atau kerabat dekat.

Langkah-langkah yang harus diambil dalam mempersiapkan ibu secara kejiwaan untuk menyusui adalah :

  • Mendorong setiap ibu untuk percaya dan yakin bahwa ia dapat sukses dalam menyusui bayinya, menjelaskan pada ibu bahwa persalinan dan menyusui adalah proses alamiah yang hampir semua ibu berhasil menjalaninnya. Bila ada masalah, petugas kesehatan akan menolong dengan senang hati
  • Keyakinan ibu akan keuntungan ASI dan kerugian susu botol / formula
  • Memecahkan masalah yang timbul pada ibu yang mempunyai pengalaman menyusui sebelumnya, pengalaman kerabat atau keluarga lain
  • Mengikutsertakan suami atau anggota keluarga lain yang berperan dalam keluarga, ibu harus dapat beristirahat cukup untuk kesehatannya dan bayinya, sehingga perlu adanya pembagian tugas dalam keluarga
  • Setiap saat ibu diberi kesempatan untuk bertanya dan tenaga kesehatan harus dapat memperlihatkan perhatian dan kemauannya dalam membantu ibu sehingga keraguan atau ketakutan untuk bertanya tentang masalah yang dihadapinya.

Perawatan payudara sebelum melahirkan (Prenatal Breast Care)

Bertujuan memelihara hygiene payudara, melenturkan atau menguatkan puttng susu, dan mengeluarkan puting susu yang datar atau masuk ke dalam (retracted nipple). Teknik perawatannya adalah sebagai berikut:

  • Kompres puting susu dan daerah sekitarnya dengan menempelkan kapas atau lap yang di basahi minyak.
  • Bersihkan puting susu dan daerah sekitarnya dengan handuk kering yang bersih.
  • Pegang kedua puting susu, lalu tari keluar bersama dan diputar 20 kali ke  dalam dan keluar.
  • Pangkal payudara dipeganag dengan kedua tangan lalu payudara diurut dari pangkal menuju puting sebanyak 30 kali.
  • Kemudian pijat daerah aerola sehingga keluar cairan 1 – 2 tetes untuk memastikan saluran susu tidak tersumbat.

Selain mengonsumsi makanan bergizi dan menjalani pola hidup sehat, ada 3 hal penting yang perlu dilakukan ibu agar sukses menyusui, yaitu:

  1. Tumbuhkan Niat

Niat adalah kunci sukses untuk memberikan ASI eksklusif bagi sang buah hati. Niat ini harusnya sudah tertanam kuat jauh hari sebelumnya, yakni sejak si kecil masih berada dalam kandungan ibu. Ibu harus bertekad akan memberikan makanan yang terbaik bagi bayinya. Dengan niat bulat, ibu akan berpikir optimis. Dari situ terbentuk energi positif yang akan memengaruhi kesiapan semua organ-organ menyusui sehingga ASI pun mengalir lancar. Jika ibu yakin bisa menyusui, ASI yang keluar pasti banyak.

2.   Hilangkah Stres

Buang jauh-jauh semua pikiran negatif tentang ASI dan menyusui. Yakinlah, setiap ibu pasti bisa menyusui dan bayi tak akan pernah kekurangan ASI. Di sisi lain, ibu juga tak boleh terlalu bersemangat untuk memberikan ASI, karena sikap berlebihan ini (euforia) akan mengganggu sistem metabolisme produksi susu sehingga ASI yang keluar justru jadi sedikit. Bila ada masalah, ibu dianjurkan berkonsultasi ke klinik laktasi.

3.   Lakukan Pijat Payudara

Pemijatan pada payudara dapat meningkatkan volume ASI, lakukan dua kali sehari saat mandi pagi dan sore. Berikut panduannya:

a. Cuci tangan sampai bersih, keringkan, lalu tuangkan minyak ke telapak tangan. Sokong payudara kiri dengan tangan kiri. Buatlah gerakan melingkar kecil-kecil dengan dua atau tiga jari tangan kanan, dari pangkal payudara dan berakhir di daerah puting susu dengan gerakan spiral. Puting tak perlu dipijat karena tak berkelenjar. Kemudian, buat gerakan memutar sambil menekan dari pangkal payudara dan berakhir pada puting susu di seluruh bagian payudara. Lakukan hal sama untuk payudara kanan.

b. Letakkan kedua telapak tangan di antara dua payudara. Urut dari tengah ke atas sambil mengangkat kedua payudara dan lepaskan kedua payudara secara perlahan-lahan. Lakukan gerakan ini kurang lebih 30 kali.

c. Sangga payudara kiri dengan kedua tangan, ibu jari di atas dan empat jari lain di bawah. Peras dengan lembut payudara sambil meluncurkan kedua tangan ke depan ke arah puting susu. Lakukan hal yang sama pada payudara kanan.

d. Kemudian lakukan gerakan tangan dengan posisi paralel. Sangga payudara dengan satu tangan, sedangkan tangan lain mengurut payudara dengan sisi kelingking dari arah pangkal payudara ke arah puting susu. Lakukan gerakan ini kurang lebih 30 kali.

e. Letakkan satu tangan di sebelah atas dan satu lagi di bawah payudara. Luncurkan kedua tangan secara bersamaan ke arah puting susu dengan cara memutar tangan. Ulangi gerakan ini sampai semua bagian payudara terkena urutan.

f. Selanjutnya puting dibersihkan dengan menggunakan kapas dan minyak. Minyak berguna untuk melenturkan dan melembapkan puting agar saat menyusui puting tak gampang lecet. Bersihkan dengan kapas bersih yang dicelup ke dalam air hangat.

g. Usai pemijatan, lakukan pengompresan. Sediakan dua baskom sedang yang masing-masing berisi air hangat dan air dingin. Dengan menggunakan waslap, kompres kedua payudara bergantian dengan air dingin, masing-masing selama satu menit. Selanjutnya, kompres bergantian selama 3 kali berturut-turut dan akhiri dengan kompres air hangat. Bersihkan dengan handuk hingga kering.

h. Usai dipijat, ketuk-ketuklah payudara memakai ujung jari atau ujung ruas jari. Gunanya agar sirkulasi darah bekerja lebih baik

H. TANDA BAHAYA DALAM KEHAMILAN

1.         Pengertian

Tanda bahaya kehamilan adalah tanda -tanda yang mengindikasikan adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan/periode antenatal, yang apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu (Pusdiknakes,2003).

2.         Macam-macam tanda bahaya kehamilan

Enam tanda bahaya kehamilan selama periode antenatal menurut
Pusdiknakes (2003) :

a. Perdarahan pervaginam

b. Sakit kepala yang hebat

c. Masalah penglihatan

d. Bengkak pada muka atau tangan

e. Nyeri abdomen yang hebat

f. Bayi kurang bergerak seperti biasa

Berbagai macam tanda bahaya yang perlu segera dirujuk untuk
segera mendapatkan pertolongan :

  1. Keluar darah dari jalan lahir

Perdarahan vagina dalam kehamilan adalah jarang yang normal. Pada masa awal sekali kehamilan, ibu mungkin akan mengalami perdarahan yang sedikit atau spotting disekitar waktu pertama haidnya. Perdarahan ini adalah perdarahan implantasi, dan ini normal terjadi. Pada waktu yang lain dalam kehamilan, perdarahan ringan mungkin pertanda dari servik yang rapuh atau erosi. Perdarahan semacam ini mungkin normal atau mungkin suatu tanda adanya infeksi.

Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah yang merah, perdarahan yang banyak, atau perdarahan dengan nyeri. Perdarahan ini dapat berarti abortus, kehamilan mola atau kehamilan ektopik. Pada kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak, dan kadang -kadang, tetapi tidak selalu, disertai dengan rasa nyeri. Perdarahan semacam ini bisa berarti plasenta previa atau abrupsio plasenta (Pusdiknakes, 2003).

2.   Keluar air ketuban sebelum waktunya

Yang dinamakan ketuban pecah dini adalah apabila terjadi sebelum persalinan berlangsung yang disebabkan karena berkurangnya kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intra uteri atau oleh kedua faktor tersebut, juga karena adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan servik dan penilaiannya ditentukan dengan adanya cairan ketuban di vagina. Penentuan cairan ketuban dapat dilakukan dengan tes lakmus (nitrazin test) merah menjadi biru (Saifuddin, 2002).

3.    Kejang

Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya keadaan dan terjadinya gejala -gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga muntah. Bila semakin berat, penglihatan semakin kabur, kesadaran menurun kemudian kejang. Kejang dalam kehamilan dapat merupakan gejala dari eklampsia (Saifuddin, 2002).

4.    Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1 jam)

Ibu mulai merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6. Beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam 1 jam jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik (Pusdiknakes, 2003).

5.    Demam Tinggi

Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan. Penanganan demam antara lain dengan istirahat baring, mi num banyak dan mengompres untuk menurunkan suhu (Saifuddin,2002).

Demam dapat disebabkan oleh infeksi dalam kehamilan yaitu masuknya mikroorganisme pathogen ke dalam tubuh wanita hamil yang kemudian menyebabkan timbulnya tanda atau gejala –gejala penyakit. Pada infeksi berat dapat terjadi demam dan gangguan fungsi organ vital. Infeksi dapat terjadi selama kehamilan, persalinan dan masa nifas (Pusdiknakes, 2003).

6.   Nyeri perut yang hebat

Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal adalah tidak normal. Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap, dan tidak hilang setelah istirahat. Hal ini bisa berarti appendiksitis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang pelviks, persalinan pre term, gastritis, penyakit kantong empedu, iritasi uterus, abrupsi placenta, infeksi saluran kemih atau infeksi lainnya (Pusdiknakes, 2003).

7.   Sakit kepala yang hebat

Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan seringkali merupakan ketidaknyamanan yang no rmal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah sakit kepala hebat yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin menemukan bahwa penglihatannya men jadi kabur atau berbayang. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre-eklampsia (Pusdiknakes, 2003).

8.    Muntah terus dan tidak bisa makan pada kehamilan muda

Mual dan muntah adalah gejala yang sering ditemukan pada kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, gejala ini biasa terjadi 6 minggu setelah HPHT dan berlangsung selama 10 minggu. Perasaan mual ini karena meningkatnya kadar hormone estrogen dan HCG dalam serum. Mual dan muntah yang sampai mengganggu aktifitas sehari -hari dan keadaan umum menjadi lebih buruk, dinamakan Hiperemesis Gravidarum (Wiknjosastro, 2002).

9.   Selaput kelopak mata pucat

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah 11gr% pada trimester I dan III, <10,5gr% pada trimester II. Nilai tersebut dan perbedaannya dengan wanita tidak hamil terjadi hemodilusi, terutama pada trimester II.

Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tak jarang keduanya saling berinteraksi (Saifuddin, 2002). Gejala tertentu saat hamil kadang butuh pertolongan dokter segera. Jika ibu menemui gejala -gejala berikut ini, itu artinya alarm tanda bahaya telah berbunyi, dan segeralah telepon dokter untuk meminta saran tindakan apa yang seharusnya dilakukan:

1)         Sakit perut yang hebat atau bertahan lama.

2)         Perdarahan atau terjadi bercak pada vagina.

3)         Bocornya cairan atau perubahan dalam cairan yang keluar dari vagina. Yakni jika menjadi berair, lengket, atau berdarah.

4)         Adanya tekanan pada panggul, sakit dipunggung bagian bawah atau kram sebelum usia 37 minggu kehamilan.

5)         Pipis yang sakit atau terasa seperti tebakar.

6)         Sedikit pipis atau tidak pipis sama sekali.

7)         Muntah berat atau berulangkali.

8)         Menggigil atau demam di atas 101 º F(38,3 º C).

9)         Rasa gatal yang menetap diseluruh tubuh, khususnya jika dibarengi kulit tubuh menguning, urine berwarna gelap, dan feses berwarna pucat.

10)     Gangguan penglihatan, seperti pandangan ganda, pandangan kabur, buram, atau ada titik mata yang terasa silau jika memandang sesuatu.

11)     Sakit kepala berat yang bertahan l ebih dari 2-3 jam.

12)     Pembengkakan atau terasa berat akibat cairan (edema) pada tangan, muka dan sekitar mata, atau penambahan berat badan yang tiba-tiba, sekitar 1 kilo atau lebih, yang tidak berkaitan dengan pola makan.

13)     Kram parah yang menetap pada kaki ata u betis, yang tidak mereda ketika ibu hamil menekuk lutut dan menyentuhkan lutut itu ke hidung.

14)     Penurunan gerakan janin. Sebagai panduan umum, jika terjadi kurang dari 10 gerakan dalam 12 jam pada kehamilan minggu ke -26 atau lebih, artinya kondisi janin ti dak normal.

15)     Trauma atau cedera pada daerah perut.

16)     Pingsan atau pusing-pusing , dengan atau tanpa palpitasi (pupil mata menyempit).

17)     Masalah kesehatan lain yang biasanya membuat ibu telepon ke dokter, meski jika tidak sedang hamil.

I.  TANDA DAN GEJALA AWAL PERSALINAN

Banyak wanita mulai merasakan tanda-tanda dan gejala-gejala persalinan sehari bahkan seminggu sebelum sang bayi benar-benar lahir. Tanda-tanda ini memberitahukan anda bahwa persalinan sudah dekat, dan membantu tubuh anda untuk menyiapkan diri. Jika anda adalah seorang calon ibu untuk yang pertama kalinya, tanda-tanda awal persalinan dapat terjadi beberapa minggu sebelum persalinan yang sesungguhnya. Sedangkan untuk kehamilan berikutnya, tanda-tanda ini mungkin akan dirasakan ketika sudah mendekati persalinan. Berikut ini adalah beberapa tanda bahwa persalinan sudah dekat:

  1. Engagement  atau Turunnya Bayi ke Panggul

Ketika persalinan sudah mendekati, kepala bayi anda sudah mulai turun ke area tulang panggul (pelvic inlet). Kejadian ini merupakan akibat dari melunaknya uterus anda. Engagement atau turunnya kepala bayi membuat anda bisa bernafas lebih lega. Heartburn yang pernah anda alami juga mulai berhenti.

Turunnya bayi anda dapat terjadi kapan saja sejak dua hingga empat minggu sebelum bayi anda benar-benar lahir. Jika anda telah merasakan tanda-tanda awal persalinan ini, maka anda dapat meyakinkan diri bahwa proses memiliki seorang bayi sedang dimulai. Kehamilan anda akan segera memasuki tahap akhir, dan tanda awal persalinan yang tengah anda rasakan adalah benar.

2.   Tekanan Panggul (Pelvic)

Setelah bayi anda turun dengan kepala berada di dalam panggul, anda mungkin akan merasa kurang nyaman. Sakit yang anda rasakan ini merupakan akibat dari adanya tekanan panggul, dan anda akan lebih sering berkemih serta lebih sering buang air besar karena meningkatnya aktivitas usus. Ini merupakan salah satu tanda persalinan yang jelas. Adanya relaksasi tulang sendi beserta ikatan-ikatannya, dapat menyebabkan nyeri di punggung belakang. Hal ini juga dapat menyebabkan nyeri tiba-tiba karena bayi anda menekan dasar panggul anda.

Selain itu, kaki anda mungkin membengkak sebagai akibat meningkatnya tekanan terhadap pembuluh darah yang melewati panggul. Berbaring ke kiri, dapat membantu anda meringankan tanda-tanda awal persalinan ini.

3.   Vaginal Discharge / Keputihan

Jangan kaget jika vagina anda lebih banyak mengeluarkan cairan, yang biasa disebut keputihan. Hal ini merupakan akibat dari melunaknya rahim anda. Cairan dapat berwarna putih, dan kadang berwarna merah muda. Ini adalah salah satu dari tanda awal persalinan yang tidak nyaman bagi anda. Keputihan yang berwarna kuning atau berbusa, bisa merupakan tanda terjadinya infeksi. Jika cairan mengalami perubahan warna, beritahukanlah dokter anda.

4.   Naluri ‘Bersarang’ (Nesting Instinct)

Selain tanda-tanda fisik, anda dapat juga merasakan suatu naluri, yang biasa disebut naluri ‘bersarang’ (nesting instinct). Ini merupakan tanda emosional sebagai tanda awal persalinan, yang biasanya ditandai dengan kegiatan membereskan lemari, membersihkan kamar mandi, mengepel lantai, dan kegiatan-kegiatan membersihkan lainnya. Naluri keibuan ini bisa merupakan suatu pertanda bahwa sebentar lagi anda akan memiliki seorang bayi.

Ketika anda melakukan pekerjaan yang cukup menguras energi ini, janganlah mengerjakannya dengan terlalu berlebihan. Meskipun hal ini cukup penting untuk menyambut kehadiran buah hati anda, akan tetapi anda harus menyimpan energi anda, mengingat tanda awal persalinan ini masih akan diikuti dengan tanda-tanda persalinan lainnya.

5.   Kontraksi Braxton Hicks

Tanda dan gejala awal persalinan ini diberi nama berdasarkan nama dokter yang pertama kali mengenali tanda-tanda ini. Kontraksi Braxton Hicks, memang benar-benar merupakan sebuah kontraksi, meskipun semu. Kontraksi ini dirancang untuk menyiapkan tubuh anda untuk melahirkan sang bayi.

Pada kebanyakan kasus, kontraksi semu berjalan tidak teratur, durasi biasanya pendek (kurang dari 45 detik). Nyeri dari kontraksi dapat terasa di berb aga i bagian tubuh seperti di lipat paha (selangkangan) dan perut bagian bawah atau punggung. S edangkan pada kontraksi sebenarnya, kontraksi rahim menimbulkan nyeri yang berawal pada bagian atas rahim dan menyebar ke seluruh rahim, lewat pinggang terus panggul.

Kontraksi Braxton Hicks meregangkan bagian bawah rahim anda, yang memungkinkan kepala bayi anda berada di tulang panggul. Anda boleh mengganggap hal ini seb aga i tanda-tanda bahwa kelahiran sudah semakin dekat, ketika kontraksi Braxton Hicks semakin intensif, dan menyebabkan abdomen anda semakin menegang. Biasanya ketidaknyamanan ini akan berkurang jika anda berbaring.

6.   Mengigil

Tanda awal persalinan lainnya adalah menggigil tanpa sebab yang jelas. Hal ini dapat terjadi tanpa adanya perasaan dingin atau karena anda lemah, dan dapat terjadi akibat hormon stres atau adanya perubahan kadar hormon progesteron dalam tubuh anda. Menggigil merupakan salah satu tanda awal kelahiran bayi anda.

7.   Diare

Suatu gejala dan tanda awal persalinan yang tidak menyenangkan adalah diare. Pelepasan suatu unsur kimia dalam tubuh yang disebut dengan prostaglandins dapat terjadi dalam proses awal suatu persalinan. Pemicu ini dapat mengakibatkan meningkatnya aktivitas usus (loose bowel movement). Dibawah ini adalah tanda dan gejala persalinan akan segera terjadi, dan anda harus segera bersiap-siap ke rumah sakit.

Tanda Awal Persalinan Akan Segera Terjadi

Penyebab pasti lahirnya seorang bayi sampai sekarang masih belum diketahui. Teori yang berkembang pada saat ini menyatakan bahwa bayi dalam kandungan membantu memproduksi unsur-unsur tertentu yang kemudian berubah menjadi hormon-hormon kehamilan. Berikut ini adalah tiga tanda dan gejala utama yang khas terjadi dan dapat menunjukkan bahwa sebentar lagi anda akan melahirkan dan memiliki seorang bayi.

1.       Penyumbatan Mucus atau Perdarahan

Kelahiran akan dimulai dengan pelunakan leher rahim. Ketika hal ini terjadi, leher rahim mulai membesar, sejumlah mucus (lendir) menyumbat, menutupi leher rahim dan kehamilan anda akan segera berakhir. Cairan berwarna kemerahan atau kecoklatan mungkin saja akan muncul, dan hal ini disebut dengan perdarahan. Meskipun hal ini dapat disimpulkan bahwa sebuah kelahiran akan segera terjadi, akan tetapi perdarahan bisa terjadi pada beberapa minggu sebelum kelahiran yang sesungguhnya. Oleh karena itu, tanda-tanda ini tidak dapat dijadikan satu-satunya tanda dan gejala persalinan.

2.       Pecah Membran

Juga dikenal sebagai “pecah ketuban”, terjadi ketika kantung amniotic pecah. Ini merupakan tanda awal persalinan yang paling umum terjadi. Jika ketuban telah pecah, maka anda dapat menduga bahwa persalinan akan terjadi dalam waktu 24 jam. Ketika ketuban pecah, biasanya kontraksi akan terjadi lebih intensif, dan bayi anda akan semakin dekat ke arah pelebaran rahim. Jika anda mengalami pecah ketuban di rumah, ingatlah kapan kejadian ini berlangsung, konsistensi dan jumlah cairan ketuban yang telah keluar. Cairan ketuban pada umumnya berwarna bening dan tidak berbau, dan akan terus keluar sampai pada s aat anda melahirkan. Dokter akan meminta anda untuk menj aga vagina bebas dari benda-benda asing untuk menj aga resiko terjadinya infeksi. Pecah ketuban adalah salah satu tanda persalinan yang paling umum terjadi.

3.       Kontraksi Regular

Salah satu tanda umum yang paling sering terjadi dan salah satu cara untuk mengetahui bahwa persalinan akan segera terjadi adalah konsistensi kontraksi. Leher rahim yang telah melunak akan semakin melebar dan akan terus berlanjut hingga proses persalinan selesai. Hal ini merupakan sebuah tanda persalinan yang nyata, dan berarti bayi anda akan segera lahir. Kontraksi akan terjadi lebih teratur, intensitas dan lamanya kontraksi juga akan berlangsung lebih lama. Kontraksi mengawali sebuah proses yang mendorong bayi anda keluar secara perlahan-lahan melalui uterus bawah, sehingga kelahiran menjadi semakin dekat. Kontraksi ini, bersama tanda-tanda lainnya, merupakan tanda-tanda persalinan yang jelas, dan sebentar lagi anda akan memiliki seorang bayi!

 J. PERSIAPAN UNTUK PERSALINAN DI RUMAH SAKIT

Persiapan Yang Harus Dibawa ke Rumah Sakit

Setelah minggu-minggu terakhir kehamilan anda waktu akan terasa begitu sedikit. Dan kapan waktu persalinan akan terjadi kadang tak dapat dipastikan. Adalah lebih baik jika anda sudah mempersiapkan apa saja yang harus dibawa ke rumah sakit pada saat hari H tiba.

Setelah kehamilan anda mencapai sekitar 7 bulan atau akhir kehamilan 28 minggu persiapkanlah barang-barang untuk persalinan yang akan dibawa ke rumah sakit dan masukkan kedalam satu tas khusus. Ingat untuk memberitahukan suami anda tentang tas yang telah anda persiapkan ini. Sehingga bila harinya tiba semuanya telah siap.

Beberapa barang yang diperlukan untuk IBU di rumah sakit:

  • Baju tidur. Bawalah baju tidur yang nyaman untuk anda pakai, sebaiknya yang mempunyai kancing di bagian depan sehingga mempermudah untuk menyusui bayi anda. Bawalah baju tidur dengan jumlah yang cukup anda dapat memperkirakan untuk persalinan normal atau alamiah biasanya 2 hari dan untuk persalinan operasi Caesar dibutuhkan 4-5 hari.
  • 1 set Baju untuk anda pulang dari rumah sakit. Anda mungkin masih tetap terlihat seperti hamil, karena butuh waktu untuk tubuh kembali ke bentuk semula. Untuk itu bawalah baju yang nyaman, dan tidak sempit.
  • Sandal. Untuk anda berjalan sepanjang koridor rumah sakit dan juga menjaga kaki anda untuk tetap hangat.
  • Pakaian dalam. Bawalah BH untuk menyusui dan celana dalam secukupnya.
  • Pembalut wanita khusus untuk ibu bersalin.
  • Gurita atau korset untuk ibu baru bersalin.
  • Perlengkapan anda. Bawalah juga bedak, sisir, lipstick, pengharum tubuh/deodoran anda untuk anda berdandan karena anda akan bertemu dengan teman atau keluarga yang mengunjungi anda setelah proses kelahiran.
  • Handuk, sabun. Pada beberapa rumah sakit menyediakannya, tapi tergantung bila anda ingin menggunakan milik anda sendiri maka anda lebih baik mepersiapkannya.

Keperluan untuk BAYI anda:

Biasanya keperluan bayi akan disediakan oleh rumah sakit. Anda cukup menyediakan persiapan untuk pulang dari rumah sakit.

  • Popok, bawalah beberapa buah.
  • Baju bayi, bawalah 2 buah karena bayi kadang Gumo(memuntahkan sedikit susu).
  • Selimut atau Bedong.
  • Kaos kaki dan tanggan.
  • Gendongan.

Persiapkanlah apa yang perlu anda bawa ke Rumah Sakit untuk persiapan persalinan dalam 1 tas dan letakkan ditempat yang mudah dijangkau dan jangan lupa memberitahu pasangan anda tentang tas itu.

Leave a comment »

ASUHAN KEHAMILAN PADA KUNJUNGAN AWAL

  1. A.    Pengertian

 

Kunjungan awal kehamilan adalah kunjungan yang dilakukan oleh ibu hamil ke tempat bidan pada trimester pertama yaitu pada minggu pertama kehamilan hingga sebelum minggu ke-14.

 B.     Tujuan Kunjungan

 

Tujuan dari kunjungan awal ini yaitu sebagai berikut

1.      Mendapatkan perawatan kehamilan

2.      Memperoleh rujukan konseling genetik

3.      Menentukan apakah kehamilan akan dilanjutkan atau tidak.

4.      Menentukan diagnosis ada/tidaknya kehamilan

5.      Menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan

6.      Menentukan status kesehatan ibu dan janin

7.      Menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta ada/tidaknya faktor risiko kehamilan

8.      Menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan selanjutnya

C.    Pengkajian Data

 

Sebelum menganamnesa klien, bidan terlebih dahulu melakukan hal-hal berikut.

  1. Menyambut klien dengan seseorang yang menemani klien
  2. Memperkenalkan diri kepada klien

Setelah hal-hal di atas dilakukan, selanjutnya bidan mulai melakukan pengambilan data yaitu dengan cara menganamnesa klien. Langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut.

1.      Menanyakan identitas, yang meliputi :

  • Nama Isteri / Suami

Mengetahui nama klien dan suami berguna untuk memperlancar komuniksi dalam asuhan sehingga tidak terlihat kaku dan lebih akrab.

  • Umur

Umur perlu diketahui guna mengetahui apakah klien dalam kehamilan yang beresiko atau tidak. Usia dibawah 16 tahun dan di atas 35 tahun merupakan umur-umur yang beresiko tinggi untuk hamil. Umur yang baik untuk kehamilan maupun persalinan adalah 19-25 tahun.

  • Suku / Bangsa / Etnis / Keturunan

Ras, etnis, dan keturunan harus diidentifikasi dalam rangka memberikan perawatan yang peka budaya kepada klien dan mengidentifikasi wanita atau keluarga yang memiliki kondisi resesif otosom dengan insiden yang tinggi pada populasi tertentu. Jika kondisi yang demikian diidentifaksi, wanita tersebut diwajibkan menjalani skrining genetik.

  • Agama

Tanyakan pilihan agama klien dan berbagai praktik terkait agama yang harus diobservasi. Informasi ini dapat menuntun ke suatu diskusi tentang pentingnya agama dalam kehidupan klien, tradisi keagamaan dalam kehamilan dan kelahiran, perasaan tentang jemis kelamin tenaga kesehatan, dan pada beberapa kasus, penggunaan produk darah.

  • Pendidikan, Minat, Hobi

Tanyakan pendidikan tertinggi yang klien tamatkan juga minat, hobi, dan tujuan jangka panjang. Informasi ini membantu klinisi memahami klien sebagai individu dan memberi gambaran kemampuan baca-tulisnya. Kadang-kadang bahaya potensial dari hobi, seperti melukis, memahat, mengelas, membuat mebel, piloting, balap, menembak, stained glass, membuat keramik, dan berkebun akan diidentifikasi. Materi yang digunakan dalam kegiatan seni dan kerajinan tangan dapat mengandung silikon, talek, pelarut, dan logam berat. Semua ini berpotensi membahayakan.

  • Pekerjaan

Mengetahui pekerjaan klien adalah penting untuk mengetahui apakah klien berada dalam keadaan utuh dan untuk mengkaji potensi kelahiran, prematur dan pajanan terhadap bahaya lingkungan kerja, yang dapat merusak janin.

  • Alamat bekerja

Alamat bekerja klien perlu diketahui juga sebagai pelengkap identitas diri klien.

  • Alamat rumah

Alamat rumah klien perlu diketahui bidan untuk lebih memudahkan saat pertolongan persalinan dan untuk mengetahui jarak rumah dengan tempat rujukan.

  • No. RMK (Nomor Rekam Medik)

Nomor rekam medik biasanya digunakan di Rumah Sakit, Puskesmas, atau Klinik.

2.      Menanyakan keluhan utama klien (KU)

Keluhan utama adalah alasan kenapa klien datang ke tempat bidan. Hal ini disebut tanda atau gejala. Dituliskan sesuai dengan yang diungkapkan oleh klien serta tanyakan juga sejak kapan hal tersebut dikeluhkan oleh klien.

Mendengar keluhan klien sangat penting untuk pemeriksaan. Pertanyaan yang sangat sederhana seperti ” Untuk apa Nyonya datang kemari ?” atau ”Apa keluhan Anda?” dapat memberikan keterangan banyak ke arah diagnosis. Misalnya apakah wanita mengatakan bahwa ia mengeluarkan darah dari kemaluannya setelah haid terlambat, bahwa peranakannya turun / keluar, bahwa ia mengalami perdarahan tidak teratur dan berbau busuk, maka dalam hal-hal demikian kiranya tidak sulit untuk menduga kelainan apa yang sedang dihadapi oleh bidan, yaitu berturut-turut abortus, prolapsus uteri dan serviks uteri. Namun, pemeriksaan lebih lanjut tetap harus dilakukan karena diagnosis tidak boleh berdasarkan atas anamnesis semata.

3.      Menanyakan Riwayat Kehamilan Sekarang, yang meliputi :

  • Riwayat Haid
    • Menarche (Usia pertama datang haid)

Usia wanita pertama haid bervariasi, antara 12-16 tahun. Hal ini dipengaruhi oleh keturunan, keadaan gizi, bangsa, lingkungan, iklim dan keadaan umum.

  • Siklus

Siklus haid terhitung mulai hari pertma haid hingga hari pertama haid berikutnya, siklus haid perlu ditanyakan untuk mengetahui apakah klien mempunyai kelainan siklus haid atau tidak. Siklus normal haid biasanya adalah 28 hari.

  • Lamanya

Lamanya haid yang normal adalah +- 7 hari. Apabila sudah mencapai 15 hari berarti sudah abnormal dan kemungkinan adanya gangguan ataupun penyakit yang mempengaruhinya.

  • Banyaknya

Normalnya yaitu 2 kali ganti pembalut dalam sehari. Apabila darahnya terlalu belebih, itu berarti telah menunjukkan gejala kelainan banyaknya darah haid.

  • Dismenorhoe (Nyeri haid)

Nyeri haid perlu ditanyakan untuk mengetahui apakah klien menderitanya atau tidak di tiap haidnya. Nyeri haid juga menjadi tanda bahwa kontrakasi uterus klien begitu hebat sehingga menimbulkan nyeri haid.

  • Riwayat Hamil Sekarang

HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)

Bidan ingin mengetahui tanggal hari pertama dari menstruasi terakhir klien untuk memperkirakan kapan kira-kira sang bayi akan dilahirkan.

TP (Taksiran Persalinan) / Perkiraan Kelahiran

Gambaran riwayat menstruasi klien yang akurat biasanya membantu penetapan tanggal perkiraan kelahiran (estimated date of delivery [EDC]) yang disebut taksiran partus (estimated date of confinement [EDC]) di beberapa tempat. EDD ditentukan dengan perhitungan internasional menurut hukum Naegele. Perhitungan dilakukan dengan menambahkan 9 bulan dan 7 hari pada hari pertama haid terakhir (HPHT) atau dengan mengurangi bulan dengan 3, kemudian menambahkan 7 hari dan 1 tahun. Contoh : Jika HPHT adalah 10 Januari, dengan menambahkan 9 bulan dan 7 hari, diperoleh tanggal 17 Oktober. Jika HPHT adalah 18 November, perhitungan akan lebih mudah dilakukan mundur, yakni dengan mengurangi bulan dengan 3, kemudian menambahkan 7 hari dan 1 tahun sehingga EDD-nya 25 Agustus. Kadang-kadang perhitungan bergeser ke bulan berikutnya. Anggap saja HPHT adalah 26 September. Hitung mundur dengan mengurangi 3 bulan, maka diperoleh bulan Juni tanggal 26. Sekarang tambahkan 7 hari dan 1 tahun, maka akan didapat 3 juli (bulan juni hanya 30 hari).

–  Kehamilan yang ke-

Jumlah kehamilan ibu perlu ditanyakan karena terdapatnya perbedaan perawatan antara ibu yang baru pertama hamil dengan ibu yang sudah beberapa kali hamil, apabila ibu tersebut baru pertama kali hamil otomatis perlu perhatian ekstra pada kehamilannya.

–    Masalah-masalah

µ  Trimester I

Tanyakan kepada klien apakah ada masalah pada kehamilam trimester I, masalah-masalah tersebut misalnya hiperemesis gravidarum, anemia, dan lain-lain.

Trimester II

Tanyakan kepada klien masalah apa yang pernah ia rasakan pada trimester II kehamilan pada kehamikan sebelumnya. Hal ini untuk sebagai faktor persiapan kalau-kalau kehamilan yang sekarang akan terjadi hal seperti itu lagi.

Trimester III

Tanyakan kepada klien masalah apa yang pernah ia rasakan pada trimester III kehamilan pada kehamikan sebelumnya. Hal ini untuk sebagai faktor persiapan kalau-kalau kehamilan yang sekarang akan terjadi hal seperti itu lagi.

ANC (Antenatal Care / Asuhan Kehamilan)

Trimester I

Tanyakan kepada klien asuhan kehamilan apa saja yang pernah ia dapatkan selama kehamilan trimester I.

Trimester II

Tanyakan kepada klien asuhan apa yang pernah ia dapatkan pada trimester II kehamilan sebelumnya dan tanyakan bagaimana pengaruhnya terhadap kehamilan. Apabila baik, bidan bisa memberikan lagi asuhan kehamilan tersebut pada kehamilan sekarang.

Trimester III

Tanyakan kepada klien asuhan apa yang pernah ia dapatkan pada trimester III kehamilan sebelumnya dan tanyakan bagaimana pengaruhnya terhadap kehamilan. Apbila baik, bidan bisa memberikan lagi asuhan khamilan tersebut pada kehamilan sekarang.

–    Tempat ANC

Tanyakan kepada klien di mana tempat ia mendapatakan asuhan kehamilan tersebut.

–          Penggunaan obat-obatan

Pengobatan penyakit saat hamil harus selalu memperhatikan apakah obat tersebut tidak berpengaruh terhadap tumbang janin. Pengaruh obat terhadap janin dapat digolongkan sebagai berikut.

  • Obat yang tergolong tidak boleh diberikan saat hamil
  • Obat yang dapat diberikan saat hamil dengan keamanan terbatas umumnya aman diberikan setelah hamil trimester II.
  • Obat yang aman diberikan namun tidak ada keterangan tertulis yang lengkap.
  • Obat atau bahan kimia yang pemberiannya saat hamil memerlukan pertimbangan dengan seksama.
  • Obat atau bahan kimia yang aman jika diberikan pada kehamilan, yaitu vitamin khusus untuk ibu hamil.

Tanyakan klien riwayat pemakaian obat-obatan resep dan obat bebas. Tanyakan juga tentang alergi obat, mencakup berbagai reaksi yang terjadi setelah obat ditelan Tanyakan secara spesifik suplemen vitamin dan pengobatan bukan tradisional. Minta klien membawa kotak vitamin pada saat kunjungan pranatal supaya kandungan vitamin tersebut didokumentasikan.

Tabel 1 Obat-Obatan yang Berhubungan dengan Efek yang Merugikan Janin

Jenis Obat-Obatan Efek Merugikan bagi Janin
ACE inhibitor Oliguria insufisiensi renal
Asam asetilsalisilat Perdarahan intrakranial, retardasi pertumbuhan
Alkohol Mikrosefalus, retardasi pertumbuhan, hidung pendek, maksila hipoplastik, defek jantung
Metotreksat aminopterin Meningoensefalokel, hidrosefalus, brakisefalus, retardasi pertumbuhan
Karbamazepin Meningomielokel, defek jantung, hipoplasia nasal
Warfarin Hipoplasia nasal, deformitas skelet, penyakit jantung kongenital, stippled epiphysis, kondroplasia punctata, retardasi pertumbuhan, perdarahan
Daunorubisin Anensefali, detak jantung
Litium Defek jantung
Metil merkuri Mikrosefalus
Fenitoin Defek jantung kongenital, mikrosefalus, falanges distal hipoplastik, retardasi pertumbuhan
Propitiourasil, metimasol Goiter, aplasia cutis
Quinolon Erosi kartilagenus
Asam retinoat Defek jantung kongenital, hidrosefalus, mikrosefalus, deformitas ekstermitas
Tetrasiklin Deformitas ekstremitas, gigi desidua kuning
Trimetadion Mikrosefalus, defek jantung, club foot, retardasi pertumbuhan
Asam valproat Meningomielokel, mikrosefalus, tetralogi Fallot, hipoplasia nasal, telinga letak-rendah

–    Imunisasi : TT (Tetanus Toxoid) I

         TT (Tetanus Toxoid) II

Tanyakan kepada klien apakah sudah pernah mendapatkan imunisasi TT. Apabila belum, bidan bisa memberikannya. Imunisasi tenatus toxoid diperlukan untuk melindungi bayi terhadap penyakit tetanus neonatorum, imunisasi dapat dilakukan pada trimester I atau II pada kehamilan 3-5 bulan dengan interval minimal 4 minggu. Lakukan penyuntikan secara IM (intramusculer), dengan dosis 0,5ml.

–          Penyuluhan yang didapat

Penyuluhan apa yang pernah didapat klien perlu ditanyakan untuk mengetahui pengetahuan apa saja yang kira-kira telah didapat klien dan berguna bagi kehamilnnya.

  1. Menanyakan Riwayat Kehamilan Lalu, yang meliputi :

©      Jumlah kehamilan (Gravid / G)

Jumlah kehamilan ditanyakan untuk mengetahui seberapa besar pengalaman klien tentang kehamilan. Apabila klien mengatakan bahwa saat ini adalah kehamilan yang pertama, maka bidan harus secara maksimal memberikan pengetahuan kepada klien tentang bagiaamana merawat kehamilannya dengan maksimal.

©      Jumlah anak yang hidup (L)

Untuk mengetahui pernah tidaknya klien mengalami keguguran, apabila pernah maka pada kehamilan berikutnya akan beresiko mengalami keguguran kembali. Serta apabila jumlah anak yang hidup hanya sedikit dari kehamilan yang banyak, berarti kehamilannya saat ini adalah kehamilan yang sangat diinginkan.

©      Jumlah kelahiran prematur (P)

Untuk mengidentifikasi apabila pernah mengalami kelahiran prematur sebelumnya maka dapat menimbulkan resiko persalinan prematur berikutnya.

©      Jumlah keguguran (A)

Tanyakan kepada klien apakah ia pernah kegguguran atau tidak. Sebab apabila pernah mengalami keguguran dalam riwayat persalinan sebelumnya akan beresiko untuk mengalami keguguran pada kehamilan berikutnya (keguguran berulang).

©      Persalinan dengan tindakan (operasi sesar, vakum, forsep)

Catat kelahiran terdahulu, apakah pervaginam, melalui bedah sesar, dibantu forsep atau vakum. Jika wanita pada kelahiran terdahulu menjalani bedah sesar, untuk kehamilan saat ini ia mungkin melahirkan pervaginam. Keputusan ini biasanya bergantung kepada lokasi insisi di uterus, kemampuan unit persalinan di rumah sakit untuk berespon segera ruptur uterus terjadi, dan keinginan calon ibu.

Dapatkan salinan catatan medis persalinan dan pembedahan, bila memungkinkan, untuk mendokumentasikan penyempitan jaringan parut uterus. Catatan tentang alat bantu lahir juga harus diperoleh jika kelahiran dibantu forsep atau vakum. Catatan ini memfasilitasi klien memahami alasan pemakaian alat bantu dalam persalinan dan membantu instruktur persalinan menghindari masalah selama proses persalinan dan melahirkan pada kehamilan saat ini.

©      Riwayat perdarahan pada persalinan atau pascapersalinan

Tanyakan kepada klien apakah pernah mengalami perdarah pascapersalinan sebelumnya. Perdarahan antepartum atau intrapartum misalnya placenta previa, solosio placenta, retensio placenta, atonia uteri, ruptur uteri, dan lain-lain cenderung dapat berulang pada kehamilan berikutnya.

©      Kehamilan dengan tekanan darah tinggi

Pertanyaan ini perlu ditanyakan untuk mendiagnosis apakah klien beresiko mengalami preeklampsi / eklampsi yang tanda dan gejalanya merupakan tingginya tekanan tensi darah klien saat hamil. Kehamilan dengan eklampsia perlu mendapatkan perawatan yang intensif.

©      Berat bayi  < 2,5 atau  4 kg

Berat lahir sangat penting untuk mengidentifikasi apakah bayi kecil untuk masa kehamilan (BKMK) atau bayi besar untuk masa kehamilan (BBMK), suatu kondisi yang biasanya berulang. Apabila persalinan pervaginam, berat lahir mencerminkan bahwa bayi dengan ukuran tertentu berhasil memotong pelvis maternal.

©      Masalah lain

Setiap komplikasi yang terkait dengan kehamilan harus diketahui sehingga dapat dilakukan antisipasi terhadap komplikasi berulang. Sebagai contoh, kehamilan ektopik cenderung berulang. Kondisi lain yang cenderung berulang adalah anomali kongenital, diabetes gestasional, dan lainnya. Apabila kondisi-kondisi ini dilaporkan, sedapat mungkin dapatkan salinan catatan medis.

5.      Menanyakan Riwayat Kesehatan, yang meliputi :

©  Riwayat kesehatan ibu

®      Penyakit yang pernah diderita

Tanyakan kepada klien penyakit apa yang pernah diderita klien. Apabila klien pernah menderita penyakit keturunan, maka ada kemungkinan janin yang ada dalam kandungannya tersebut beresiko menderita penyakit yang sama.

®      Penyakit yang sedang diderita

Tanyakan kepada klien penyakit apa yang sedang ia derita sekarang. Tanyakan bagaiaman urutan kronologis dari tanda-tanda dan klasifikasi dari setiap tanda penyakit tersebut. Hal ini diperlukan untuk menentukan bagaimana asuhan berikutnya. Misalnya klien mengatakan bahwa sedang menderita penyakit DM, maka bidan harus terlatih memberikan asuhan kehamilan klien dengan DM.

®      Apakah pernah dirawat

Tanyakan kepada klien apakah pernah dirawat di rumah sakit. Hal in ditanyakan untuk melengkapi anamnesa.

®      Berapa lama dirawat

Kalau klien menjawab pernah, tanyakan berapa lama ia dirawat. Hal ini ditanyakan untuk melengkapi data anamnesa.

®      Dengan penyakit apa dirawat

Kalau klien menjawab pernah pada pertanyaan apakah ia pernah dirawat, tanyakan dengan penyakit apa ia di rawat. Hal ini diperlukan karena apabila klien pernah dirawat dengan penyakit itu dan dalam waktu yang lama hal itu menunjukkan bahwa klien saat itu mengalami penyakit yang sangat serius.

©  Riwayat kesehatan keluarga

®      Penyakit menular

Tanyakan kepada klien apakah mempunyai keluarga yang saat ini sedang menderita penyakit menular. Apabila klien mempunyai keluarga yang sedang menderita penyakit menular, sebaiknya bidan menyarankan kepada kliennya untuk menghindari secara langsung atau tidak langsung bersentuhan fisik atau mendekati keluarga tersebut untuk smentara waktu agar tidak menular pada ibu hamil dan janinnya. Berikan pengertian terhadap keluarga yang sedang sakit tersebut agar tidak terjadi kesalahpahaman.

®      Penyakit keturunan / genetik

Tanyakan kepada klien apakah mempunyai penyakit keturunan. Hal ini diperlukan untuk mendiagnosa apakah si janin berkemungkinan akan menderita penyakit tersebut atau tidak, hal ini bisa dilakukan dengan cara membuat daftar penyakit apa saja yang pernah diderita oleh keluarga klien yang dapat diturunkan (penyakit genetik, misalnya hemofili, TD tinggi, dsb). Biasanya dibuat dalam silsilah keluarga atau pohon keluarga.

6.      Menanyakan Riwayat Sosial ekonomi, yang meliputi :

Status pernikahan

Menikah

Tanyakan status klien, apakah ia sekarang sudah menikah ataukah belum menikah. Hal ini penting untuk mengetahui status kehamilan tersebut apakah dari hasil pernikahan yang resmi atau hasil dari kehamilan yang tidak diinginkan. Status pernikahan bisa berpengaruh pada psikologis ibunya pada saat hamil.

Usia saat menikah

Tanyakan kepada klien pada usia berapa ia menikah. Hal ini diperlukan karena apabila klien mengatakn bahwa ia menikah di usia muda sedangkan klien pada saat kunjungan awal ke tempat bidan tersebut sudah tak lagi muda dan kehamilannya adalah yang pertama, ada kemungkinan bahwa kehamilannya saat ini adalah kehamilan yang sangat diharapkan. Hal ini akan berpengaruh bagaiman asuhan kehamilannya.

Lama pernikahan

Tanyakan kepada klien sudah berapa lama ia menikah. Apabila klien mengatakan bahwa telah lama menikah dan baru saja bisa mempunyai keturunan, maka kemungkinan kehamilannya saat ini adalah kehamilan yang sangat diharapkan

Dengan suami sekarang

Tanyakan kepada klien sudah berapa lama menikah dengan suami sekarang, apabila mereka tergolong pasangan muda, maka dapat dipastikan dukungan suami akan sangat besar terhadap kehamilannya.

Isteri keberapa dengan suami sekarang

Tanyakan kepada klien istri keberapa dengan suami sekarang. Apabila klien emngatakan bahwa ia adalah istri ke-2 dari suami sekarang, maka hal itu bisa mempengaruhi psikologis klien saat hamil.

Riwayat KB

«  Metode

Tanyakan kepada klien metode KB apa yang selama ini ia gunakanan. Riwayat kontrasepsi diperlukan karena kontrasepsi hormonal dapat mempengaruhi EDD, dan karena penggunaan metode lain dapat membantu ’menanggali’ kehamilan. Seorang wanita yang mengalami kehamilan tanpa menstruasi spontan setelah menghentikan ’pil’, harus menjalani sonogram untuk menentukan EDD yang akurat. Sonogram untuk penanggalan yang akurat juga diindikasikan bila kehamilan terjadi sebelum mengalami menstruasi yang dikaitkan dengan atau setelah penggunaan metode kontrasepsi hormonal lain (misalnya, Norplant dan Depo-Provera).

Ada kalanya kehamilan terjadi ketika IUD masih terpasang. Apabila ini terjadi,  lepas IUD jika talinya tampak. Prosedur ini dapat dilakukan oleh perawat praktik selama trimester pertama, tetepi lebih baik dirujuk ke dokter bila kehamilan sudah berusia 13 minggu. Pelepasan IUD menurunkan risiko keguguran, sedangkan membiarkan IUD tetap terpasang meningkatkan aborsi septik pada pertengahan trimester. Riwayat penggunaan IUD terdahulu meningkatkan risiko kehamilan ektopik.

«  Lama

Tanyakan kepada klien berapa lama ia telah menggunakan alat kontrasepsi tersebut.

«  Masalah

Tanyakan kepada klien apakah ia mempunyai masalah saat menggunakan alat kontrasepsi tersebut. Apabila klien mengatakan bahwa kehamilannya saat ini dikarenakan kegagalan kerja alat kontrasepsi, berikan pandangan-pandangan klien terhadap alat kontrasepsi lain.

Kebiasaan hidup sehat

«  Pola Nutrisi

Jenis makanan

Tanyakan kepada klien, apa jenis makanan yang biasa ia makan. Anjurkan klien mengkonsumsi makan yang mengandung zat besi (150 mg besi sulfat, 300 mg besi glukonat), asam folat (0,4-0,8 mg/hari), kalori (ibu hamil umur 23-50 tahun perlu kalori sekitar 2300 kkal), protein (74 gr/hari), vitamin, dan garam mineral (kalsium, fosfor, magnesium, seng, yodium).

Porsi

Tanyakan bagaimana porsi makan klien. Porsi makanan yang terlalu besar kadang bisa membuat ibu hamil mual, terutama pada kehamilan muda. Anjurkan klien untuk makan dengan porsi sedikit namun sering.

Frekuensi

Tanyakan bagaimana frekwensi makan klien per hari. Anjurkan klien untuk makan dengan porsi sedikit dan dengan frekwensi sering.

Pantangan

Tanyakan apakah klien mempunyai pantangan dalam hal makanan.

Alasan pantang

Diagnosa apakah alasan pantang klien terhadap makanan tertentu itu benar atau tidak dari segi ilmu kesehatan, kalau ternyata tidak benar dan bahkan dapat mengakibatkan klien kekurangan nutrisi saat hamil, bidan harus segera memberitahukannya kepada klien.

«  Personal Hygiene

Frekwensi mandi

Tanyakan kepada klien sebera sering ia mandi. Mandi diperlukan untuk menjaga kebersihan atau hygien terutama perawatan kulit, karena fungsi ekskresi dan keringat bertambah. Dianjurkan menggunakan sabun lembut atau ringan. Mandi berendam tidak di anjurkan. Hal yang perlu di perhatikan :

  1. Tidak mandi air panas
  2. Tidak mandi air dingin
  3. Pilih antara shower dan bak mandi sesuai dengan keadaan personal
  4. Pada kehamilan lanjut, shower lebih aman dari pada bak mandi.

Frekwensi gosok gigi

Tanyakan kepada klien seberapa sering ia menyikat giginya. Kebersihan gigi sangat penting karena saat hamil sering terjadi karies yang berkaitan dengan emesis – hiperemesis gravidarum, hipersalivasi dapat menimbulkan timbunan kalsium di sekitar gigi. Memeriksakan gigi saat hamil di perlukan untuk mencari kerusakan gigi yang dapat menjadi sumber infeksi.

Frekwensi ganti pakaian

Tanyakan kepada klien, seberapa sering ia mengganti pakaiannya. Pakaian yang di kenakan harus longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut. Selain  itu wanita di anjurkan mengenakan bra yang menyokong payudara dan memakai sepatu dengan hak yang tidak terlalu tinggi, karena titik berat wanita hamil berubah. Pakaian dalam yang dikenakan harus bersih dan menyerap keringat. Di anjurkan pula memakai pakaian dan pakaian dalam dari bahan katun yang dapat menyerap keringat.

Kebersihan vulva

Tanyakan kepada klien apakah ada masalah terhadap daerah vulvanya. Beri anjuran klien untuk lebih menjaga kebersihan vulvanya, hal ini dianjurkan karena untuk menghindari datangnya penyakit-penyakit yang diakibatkan karena kurangnya kebersihan vulva. Pada kehamilan trimester III, kebersihan vulva harus dijaga lebih ekstra, mengingat daerah tersebut akan dilalui bayi saat proses melahirkan. Hal ini sebagai proses pencegahan penularan penyakit dari ibu terhadap BBL.

«  Pola aktifitas

Tanyakan bagaimana pola aktivitas klien. Beri anjuran kepad klien untuk menghindari mengangakat beban berat, kelelahan, latihan yang berlebihan dan olah raga berat. Anjurkan klien untuk melakukan senam hamil. Aktivitas harus dibatasi bila didapatkan penyulit karena dapat mengakibatkan persalinan prematur, KPD, dan sebagainya

«  Pola Eliminasi

¯  BAB (Buang Air Besar) :

Frekwensi

Tanyakan kepada klien, apakah BABnya tertatur. Apabila klien mengatakan terlalu sering, bisa dicurigai klien mengalami Diare (sering dan feses cair), Inkontinensia usus (sering dan pengeluaran feses tidak disadari). Sebaliknya, apabila klien mengatakan terlalu jarang BAB, bisa dicurigai klien mengalami Konstipasi (jarang, feses kering dan keras), Fecal impaction (masa feses keras dilipatan rektum).

Warna           

Tanyakan kepada klien, apa warna fesesnya.Normalnya feses berwarna kuning kecoklatan coklat muda).

Masalah

Tanyakan kepada klien apakah ada masalah-masalah dalam eliminasi feses seperti yang telah disebutkan pada poin frekwensi di atas. Tinadakan-tindakan yang bisa dilakukan bidan untuk mengatasi masalah eliminasi feses diantaranya memberikan gliserin (memasukkan cairan gliserin ke dalam poros usus dengan menggunakan spuit gliserin, bertujuan merangsang peristaltik usus, sehingga klien dapat BAB, menganjurkan mengkonsumsi sayur-sayuran yang penuh serat.

¯  BAK (Buang Air Kecil) :

Frekwensi     

Tanyakan kepada klien seberapa sering ia berkemih dalam sehari. Meningkatnya frekuensi berkemih dikarenakan meningkatnya jumlah cairan yang masuk, atau bisa juga karena adanya tekanan dinding uterus yang membesar karena kehamilan terhadap dinding vesica urinaria sehingga organ tersebut hanya bisa menampung sedikit urin dan menyebabkan wanita hamil sering berkemih. Apabila ternyata klien mengalami kesulitan berkemih, maka bidan harus dapat mengambil tindakan, misalnya memasang kateter.

Warna                       

Tanyakan bagaimana warna urin klien. Normalnya urien berwarna bening. Apabila klien mengatakan bahwa urinnya keruh bisa dicurigai klien menderita DM, karena urin yang keruh bisa disebabkan karena menumpuknya glukosa dalam urin yang merupakan tanda dan gejala pada penderita DM.

Bau

Tanyakan kepad klien, bagaimana bau urinnya. Bau urin normal seperti bau Amonia ( NH3).

¡       Masalah

Tanyakan kepada klien, apakah ada masalah dalam proses eliminasi urin. Masalah-masalah dalam proses eliminasi urin misalnya Disuria (rasa sakit dan kesulitan saat berkemih), Poliuria (produksi urin abnormal dalam jumlah besar oleh ginjal, tanpa adanya peningkatan asupan cairan), Urinaria supresi (berhentinya produksi urin secara mendadak) dan sebagainya.

«  Pola tidur dan istirahat

Þ   Tidur siang

Kebiasaan tidur siang perlu ditanyakan karena tidur siang menguntungkan dan baik untuk kesehatan. Apabila ternyata klien tidak terbiasa tidur siang, anjurkan klien untuk mencoba dan membiasakannya.

Þ    Tidur malam

Pola tidur malam perlu ditanyakan karena wanita hamil tidak boleh kurang tidur, apalagi tidur malam, jangan kurang dari 8 jam. Tidur malam merupakan waktu dimana proses pertumbuhan janin berlangsung. Apabila ternyata klien mempunyai pola tidur malam yang tidak mencapai 8 jam, anjurkan klien untuk mencoba dan membiasakan tidur malam dengan pola 8 jam.

Þ    Masalah

Masalah klien dalam pola istirahat terutama tidur perlu ditanyakan karena mengingat wanita hamil perlu istirahat yang cukup untuk menjaga kehamilannya. Apabila bidan telah mengetahui apa masalah klien dalam istirahat, maka tugas bidan adalah membentu memecahkan persoalan apa yang menjadi penyebab klien susah istirahat. Lingkungan tempat hiburan yang terlau ramai, sesak dan panas lebih baik dihindari karena dapat menyebabkan ibu hamil jatuh pingsan.

«  Pola seksual : Frekwensi / masalah

Berdasarkan beberapa penelitian, terdapat perbedaan respons fisiologis terhadap seks antara ibu hamil dengan wanita tidak hamil. Terdapat empat fase selama siklus respons seksual, antara lain :

1. Fase gairah seksual

Labia mayora

° Nulipara / tidak hamil : pembesaran labia mayora sama.

° Multipara : labia mayora lebih membesar daripada nulipara.

Labia minora : nuli dan multipara sama dan terjadi pembesaran 2 – 3X

2. Fase plateau

Lanjutan dari fasegairah seksual menuju orgamus.

°  Terjadi perubahan warna kulit labia minora dari warna merah muda menjadi merah sekali bersamaan dengan orgasme.

°  Umumnya, wanita hamil dan tidak hamil sama pada fase ini

3. Fase orgasmus

°  Merupakan puncak dari respons seksual.

°  Pada wanita hamil, terjadi kontraksi 1/3 distal dari vagina dan uterus.

°  Selama trimester III, khususnya pada minggu ke-4 terakhir kehamilan, uterus mengalami spasme tonik, di samping ritme kontraksi yang teratur.

4. Fase resolusi

° Umumnya pada ibu hamil, kembalinya darah tidak seluruhnya karena tingkat ketegangan seksual ibu hamil lebih tinggi dibandingkan wanita tidak hamil.

° Perasaan bahagia tidak mengurangi ketegangan untuk beberapa waktu.

Hubungan seksual dilarang selama kehamilan, kecuali pada keadaan-keadaan tertentu, seperti :

  • Sering terjadi abortus / prematur.
  • Terjadi perdarahan per vaginam pada saat koitus.
  • Pengeluaran cairan (air ketuban) yang mendadak.
  • Terdapat tanda-tanda infeksi (nyeri, panas)

Sebaiknya koitus dihindari pada kehamilan muda sebelum kehamilan 16 minggu dan pada hamil tua, karena akan merangsang kontraksi.

«  Merokok / Minuman keras / Obat terlarang

Hal ini perlu ditanyakan karena ketiga kebiasaan tersebut secara langsung dapat memengaruhi pertumbuhan, perkembangan janin, dan menimbulkan kelahiran dengan berat badan lahir rendah bahkan dapat menimbulkan cacat bawaan atau kelainan pertumbuhan dan perkembangan mental. Sehingga, apabila ternyata klien melakukan hal-hal tersebut, bidan harus secara tegas mengingatkan klien harus menghentikan kebiasaan buruk tersebut

7.      Menanyakan tempat untuk persalinan

Tempat yang diinginkan klien sebagai tempat persalinan perlu ditanyakan karena untuk memperkirakan layak tidaknya tempat yang diinginkan klien tersebut. Misalnya klien menginginkan persalinan di rumah, bidan harus secara detail menanyakan kondisi rumah dan lingkungan sekitar rumah klien, apakah memungkinkan atau tidak untuk melaksanakan proses persalinan. Apabila tidak memungkinkan, bidan bisa menyarankan untuk memilih tempat lain misalnya rumah sakit atau klinik bersalin sebagai alternatif lain tempat persalinan.

 

  1. 8.      Menanyakan petugas untuk persalinan

Petugas persalinan yang diingankan klien perlu ditanyakan karena untuk memberikan pandangan kepada klien tentang perbedaan asuhan persalinan yang akan didapatkan antara dokter kandungan, bidan dan dukun beranak. Apabila ternyata klien mengatakan bahwa ia lebih memilih dukun beranak, maka tugas bidan adalah memberikan pandangan-pandangan bagaimana perbedaan pertolongan persalinan antara dukun beranak dengan tenaga medis dan paramedis yang sudah terlatih. Jangan memaksakan klien untuk memilih salah satu. Biarkan klien menentukan pilihannya sendiri, tentunya setelah kita beri pandangan-pandangan yang jujur tentang perbedaan-perbedaab pertolongan persalinan tersebut.

 

  1. 9.      Menanyakan Data Psikologis, yang meliputi :

©      Respon ibu hamil terhadap kehamilan

Ada bermacam-macam respon wanita hamil terhadap kehamilannya, diantaranya sebagai berikut.

Respon ibu hamil pada kehamilan yang diharapkan :

Ö Siap untuk kehamilan dan siap menjadi ibu

Ö Lama didambakan

Ö Salah satu tujuan perkawinan

Respon ibu hamil pada kehamilan yang tidak diharapkan :

Ö Belum siap

Ö Kehamilan sebagai beban (mengubah bentuk tubuh, mengganggu aktivitas)

Oleh karena ada bermacam-macam respon ibu hamil terhadap kehamilannya, maka bidan pun harus pintar-pintar mencari celah hati terdalam ibu apabila dia berada pada kondisi kehamilan yang tidak diingnkan agar ia dapat menerima dengan lapang dada kehamilannya tersebut.

©      Respon suami terhadap kehamilan

Respon suami terhadap kehamilan perlu diketahui untuk lebih memperlancar asuhan kehamilan. Mengingat, suami merupakan sumber dukungan utama bagi klien dalam menjalani masa-masa sulit kehamilan. Apabila respon suami klien terlihat kurang bahagia menyambut kehamilan klien, maka bidan harus pintar mempengaruhi suami klien agar bisa menerima kehamilan istrinya tersebut dengan kebahagiaan.

©      Dukungan keluarga lain terhadap kehamilan

Hal ini perlu ditanyakan karena keluarga selain suami klien juga sangat berpengaruh besar bagi kehamilan klien. Tanyakan bagaimana respon dan dukungan keluarga lain misalnya anak (apabila telah mempunya anak), orang tua, serta mertua klien. Apabila ternyata keluarga lain kurang mendukung, tentunya bidan harus bisa memberikan strategi bagi klien dan suami agar kehamilan klien tersebut dapat diterima di keluarga.

Biasanya respon keluarga akan menyambut dengan hangat kehamilan klien apabila keluarga menganggap kehamilan klien sebagai:

³  Salah satu tujuan dari perkawinan

³  Rencana untuk menambah jumlah anggota keluarga

³  Penerus keturunan

³  Untuk memperkuat tali perkawinan

Sebaliknya, respon keluarga akan dingin terhadap kehamilan klien apabila keluarga menganggap kehamilan klien sebagai:

³  Salah satu faktor keturunan tidak baik

³  Ekonomi kurang mendukung

³  Ketidakstabilan dalam keluarga

³  Karir belum tercapai

³  Jumlah anak sudah cukup

³  Kegagalan kontrsepsi

©      Pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan perlu ditanyakan karena untuk mengetahui siapa yang diberi kewenangan klien mengambil keputusan apabila ternyata bidan mendiagnosa adanya keadaan patologis bagi kondisi kehamilan klien yang memerlukan adanya penanganan serius. Misalnya bidan telah mendiagnosa bahwa klien mengalami tekanan darah tinggi yang sangat serius dan berkemungkinan besar akan dapat menyebabkan eklampsia, bidan tentunya harus menanyakan siapa yang diberi hak klien mengambil keputusan, mengingat kondisi kehamilan dengan eklampsia sangat beresiko bagi ibu dan janinnya. Misalnya, klien mempercayakan suaminya untuk mengambil keputusan, maka bidan harus memberikan pandangan-pandangan kepada suami klien seputar kehamilan dengan eklampsia, apa resiko terbesar bagi ibu bila hamil dengan eklampsia. Biarkan suami klien berpikir sejenak untuk mementukan tindakan apa yang seharusnya mereka ambil, meneruskan ataukah tidak meneruskan kehamilan istrinya.

  1. 10.  Menanyakan data spiritual

Data spiritual klien perlu ditanyakan apakah keadaan rohaninya saat itu sedang baik ataukah sedang strees karena suatu masalah. Apabila sedang stress, bidan harus pintar memberikan konseling untuk membentu memecahkan masalah klien tersebut dan meminta suami klien untuk terus memberi dukungan. Mengingat, wanita yang sedang hamil dan keadaan rohaninya sedang tidak stabil, hal ini akan sangat berpengaruh terhadap kehamilannya.

 

  1. 11.  Menanyakan Data Sosial Budaya, yang meliputi :

–          Tradisi yang mempengaruhi kehamilan

Hal ini perlu ditanyakan karena bangsa indonesia mempunyai beraneka ragam suku bangsa yang tentunya dari tiap suku bangsa tersebut mempunyai tradisi yang dikhususkan bagi wanita saat hamil. Misalnya pada suku Banjar, apabila wanita telah hamil dan usia kandungannya menginjak usia tiga bulan ada sebuah trdisi yang rutin di lakukan yaitu Batapung Tawar Tian Tiga Bulan. Tugas bidan adalah mengingatkan bahwa tradisi-tradisi semacam itu diperbolehkan saja selagi tidak merugikan kesehatan klien saat hamil.

–          Kebiasaan yang merugikan kehamilan

Hal ini perlu ditanyakan karena setiap orang mempunyai kebiasaan yang berbeda-beda. Dari bermacam-macam kebiasaan yang dimiliki manusia, tentunya ada yang mempunyai dampak positif dan negatif. Misalnya klien mempunyai kebiasaan suka berolah raga, tentunya bidan harus pintar menganjurkan bahwa klien bisa memperbanyak olah raga terbaik bagi ibu hamil yaitu olah raga renang. Sebaliknya apabila klien mempunyai kebiasaan buruk, misalnya merokok atau kebiasaan lain yang sangat merugikan, tentunya bidan harus tegas mengingatkan bahwa kebiasaan klien tersebut sangat berbahaya bagi kehamilannya.

Leave a comment »

PEMERIKSAAN LABORATORIUM (Hb dan Urine)

  1. Pengertian Hemoglobin

Hemoglobin merupakan protein yang kaya akan zat besi. Ia memiliki afinitas ( daya gabung ) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk oxihemoglobin di dalam sel darah merah. Dengan melalui fungsi ini maka oksigen dibawa dari paru-paru ke jaringan-jaringan

2.   Pemeriksaan Kadar Hemoglobin

Saat ini pengukuran kadar hemoglobin dalam darah sudah menggunakan mesin otomatis. Selain mengukur hemoglobin, mesin ini juga dapat mengukur beberapa komponen darah yang lain.

Mesin pengukur akan memecah hemoglobin menjadi sebuah larutan. Hemoglobin dalam larutan ini kemudian dipisahkan dari zat lain dengan menggunakan zat kimia yang bernama sianida. Selanjutnya dengan penyinaran khusus, kadar hemoglobin diukur berdasarkan nilai sinar yang berhasil diserap oleh hemoglobin.

Kadar Normal Hemoglobin

Kadar hemoglobin menggunakan satuan gram/dl. Yang artinya banyaknya gram hemoglobin dalam 100 mililiter darah.

Nilai normal hemoglobin tergantung dari umur pasin :

  • Bayi baru lahir : 17-22 gram/dl
  • Umur 1 minggu : 15-20 gram/dl
  • Umur 1 bulan : 11-15 gram/dl
  • Anak anak : 11-13 gram/dl
  • Lelaki dewasa : 14-18 gram/dl
  • Perempuan dewasa : 12-16 gram/dl
  • Lelaki tua : 12.4-14.9 gram/dl
  • Perempuan tua : 11.7-13.8 gram/dl

Nilai diatas dapat berbeda pada masing masing laboratorium namun tidak akan terlalu jauh dari nilai diatas. Ada pula laboratorium yang tidak membedakan antara lelaki atau perempuan dewasa dengan lelaki atau perempuan tua.

Terdapat 3 faktor utama yang dapat mengakibatkan kesalahan hasil laboratorium yaitu :

1).       Faktor Pra instrumentasi : sebelum dilakukan pemeriksaan.

2).       Faktor Instrumentasi : saat pemeriksaan ( analisa ) sampel.

3).       Faktor Pasca instrumentasi : saat penulisan hasil pemeriksaan
Pra instrumentasi :

Pada tahap ini sangat penting diperlukan kerjasama antara petugas , pasien dan dokter. Hal ini karena tanpa kerja sama yang baik akan mengganggu / mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium. Yang termasuk dalam tahapan pra instrumentasi meliputi:

1).       Pemahaman instruksi dan pengisian formulir laboratorium.

2).       Persiapan penderita.

3).       Persiapan alat yang akan dipakai.

4).       Cara pengambilan sampel.

5).       Penanganan awal sampel ( termasuk pengawetan ) & transportasi

  1. Pemahaman instruksi dan pengisian formulir

Pada tahap ini perlu diperhatikan benar apa yang diperintahkan oleh dokter dan dipindahkan ke dalam formulir. Hal ini penting untuk menghindari pengulangan pemeriksaan yang tidak penting, membantu persiapan pasien sehingga tidak merugikan pasien dan menyakiti pasien. Pengisian formulir dilakukan secara lengkap meliputi identitas pasien : nama, alamat / ruangan, umur, jenis kelamin, data klinis / diagnosa, dokter pengirim, tanggal dan kalau diperlukan pengobatan yang sedang diberikan.

Hal ini penting untuk menghindari tertukarnya hasil ataupun dapat membantu intepretasi hasil terutama pada pasien yang mendapat pengobatan khusus dan jangka panjang.

    2.  Persiapan penderita

Puasa

Dua jam setelah makan sebanyak kira2 800 kalori akan mengakibatkan peningkatan volume plasma, sebaliknya setelah berolahraga volume plasma akan berkurang. Perubahan volume plasma akan mengakibatkan perubahan susunan kandungan bahan dalam plasma dan jumlah sel / ul darah.

Obat

Penggunaan obat dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan hematologi misalnya : asam folat, Fe, vitamin B12 dll. Pada pemberian kortikosteroid akan menurunkan jumlah eosinofil, sedang adrenalin akan meningkatkan jumlah leukosit dan trombosit. Pemberian transfusi darah akan mempengaruhi komposisi darah sehingga menyulitkan pembacaan morfologi sediaan apus darah tepi maupun penilaian hemostasis. Antikoagulan oral atau heparin mempengaruhi hasil pemeriksaan hemostasis.

Waktu pengambilan

Umumnya bahan pemeriksaan laboratorium diambil pada pagi hari tertutama pada pasien rawat inap. Kadar beberapa zat terlarut dalam urin akan menjadi lebih pekat pada pagi hari sehingga lebih mudah diperiksa bila kadarnya rendah. Kecuali ada instruksi dan indikasi khusus atas perintah dokter. Selain itu juga ada pemeriksaan yang tidak melihat waktu berhubung dengan tingkat kegawatan pasien dan memerlukan penanganan segera disebut pemeriksaan sito. Beberapa parameter hematologi seperti jumlah eosinofil dan kadar besi serum menunjukkan variasi diurnal, hasil yang dapat dipengaruhi oleh waktu pengambilan. Kadar besi serum lebih tinggi pada pagi hari dan lebih rendah pada sore hari dengan selisih 40-100 ug/dl. Jumlah eosinofil akan lebih tinggi antara jam 10 pagi sampai malam hari dan lebih rendah dari tengah malam sampai pagi.

Posisi pengambilan

Posisi berbaring kemudian berdiri mengurangi volume plasma 10 % demikian pula sebaliknya.

Hal lain yang penting pada persiapan penderita adalah menenangkan dan memberitahu apa yang akan dikerjakan sebagai sopan santun atau etika sehingga membuat penderita atau keluarganya tidak merasa asing atau menjadi obyek.

    3.   Persiapan alat

Dalam mempersiapkan alat yang akan digunakan selalu diperhatikan instruksi dokter sehingga tidak salah persiapan dan berkesan profesional dalam bekerja.

    4.   Cara pengambilan sampel

Pada tahap ini perhatikan ulang apa yang harus dikerjakan, lakukan pendekatan dengan pasien atau keluarganya sebagai etika dan sopan santun, beritahukan apa yang akan dikerjakan. Selalu tanyakan identitas pasien sebelum bekerja sehingga tidak tertukar pasien yang akan diambil bahan dengan pasien lain. Karena kepanikan pasien akan mempersulit pengambilan darah karena vena akan konstriksi.

5.  Penanganan awal sampel & transportasi

Pada tahap ini sangat penting diperhatikan karena sering terjadi sumber kesalahan ada disini. Yang harus dilakukan :

Catat dalam buku expedisi dan cocokan sampel dengan label dan formulir. Kalau sistemnya memungkinkan dapat dilihat apakah sudah terhitung biayanya ( lunas ).

Jangan lupa melakukan homogenisasi pada bahan yang mengandung antikoagulan.

Segera tutup penampung yang ada sehingga tidak tumpah.

Segera dikirim ke laboratorium karena tidak baik melakukan penundaan.

Perhatikan persyaratan khusus untuk bahan tertentu seperti darah arteri untuk analisa gas darah, harus menggunakan suhu 4-8° C dalam air es bukan es batu sehingga tidak terjadi hemolisis. Harus segera sampai ke laboratorium dalam waktu sekitar 15-30 menit.

Perubahan akibat tertundanya pengiriman sampel sangat mempengaruhi hasil laboratorium. Sebagai contoh penundaan pengiriman darah akan mengakibatkan penurunan kadar glukosa, peningkatan kadar kalium. Hal ini dapat mengakibatkan salah pengobatan pasien. Pada urin yang ditunda akan terjadi pembusukan akibat bakteri yang berkembang biak serta penguapan bahan terlarut misalnya keton. Selain itu nilai pemeriksaan hematologi juga berubah sesuai dengan waktu..

Apa artinya bila kadar hemoglobin rendah ?

Kadar hemoglobin dalam darah yang rendah dikenal dengan istilah anemia. Ada banyak penyebab anemia diantaranya yang paling sering adalah perdarahan, kurang gizi, gangguan sumsum tulang, pengobatan kemoterapi dan abnormalitas hemoglobin bawaan.

Apa artinya bila kadar hemoglobin tinggi ?

Kadar hemoglobin yang tinggi dapat dijumpai pada orang yang tinggal di daerah dataran tinggi dan perokok. Beberapa penyakit seperti radang paru paru, tumor  dan gangguan sumsum tulang juga bisa meningkatkan kadar hemoglobin.

Pemeriksaan Hemoglobin

  1. Prinsip

Hemoglobin darah diubah menjadi asam hematin dengan pertolongan larutan HCl, lalu kadar dari asam hematin ini diukur dengna membandingkan warna yang terjadi dengan warna standar memakai mata biasa.

2.   Tujuan

Menetapkan kadar hemoglobin dalam darah.

3.   Alat yang digunakan

a. Hemoglobinometer  ( hemometer ) Sahli yang tediri dari :

–          Gelas berwarna sebagai warna standar.

–          Tabung hemometer dengan pembagian skala putih 2 samapai dengan 22.

–          Pengaduk

–          Pipet Sahli yang merupakan kapiler dan mempunyai volume 20/ml.

–          Pipet pasteur.

–          Tissue / kain kasa / kapas.

b. Reagen

  1. Larutan HCl 0,1 N.
  1. Aquades

Cara Pemeriksaan

  • Tabung hemometer diisi dengan larutan HCl 0,1 N sampai tanda 2.
  • Hisaplah darah kapiler/vena dengan pipet Sahli sampai tepat pada tanda 20ml.Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada ujung luar pipet dengan kertas tissue secara hati-hati jangan sampai darah dari dalam pipet berkurang.
  • Masukkan darah sebanyak 20ml ini ke dalam tabung yang berisi larutan HCl tadi tanpa menimbulkan gelembung udara.
  • Bilas pipet sebelum diangkat dengan jalan menghisap dan mengeluarkan HCl dari dalam pipet secara berulang-ulang 3 kali
  • Tunggu 5 menit untuk pembentukan asam hematin.
  • Asam hematin yang terjadi diencerkan dengan aquades setetes demi setetes sambil diaduk dengan batang pengaduk dari gelas samapi didapat warna yang sama dengan warna standar.
  • Minikus dari larutan dibaca.
  • Minikus adalah permukaan terendah dari larutan.
  1. Catatan

Nilai Normal

Laki-laki  : 14 – 18 gram/dl

Wanita     : 12 – 16 gram/dl

Kesalahan yang sering terjadi :

1).   Alat / reagen kurang sempurna yaitu :

–          Volume pipet Hb tidak selalu tepat 20 ml.

–          Warna standar sering sudah pucat.

–          Kadar larutan HCl sering tidak dikontrol.

2).   Orang yang melakukan pemeriksaan :

–          Pengambilan darah kurang baik.

–          Papat gelembung penglihatan pemeriksa tidak normal atau sudah lelah.

–          Intensitas sinar / penerangan kurang.

–          Pada waktu membaca hasil dipermukaan terdapat gelembung udara.

–          Pipet tidak dibilas dengan HCl.

–          Pengenceran tidak baik.

  1. Pengertian Urin

Air seni alias air kencing atau urin adalah cairan sisa yang dilepaskan oleh ginjal, yang kemudian dikeluarkan dari tubuh melalui proses urinasi (berkemih). Ekskresi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring ginjal dan untuk menjaga kestabilan cairan tubuh.

Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra. Komposisi urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial (jaringan penyokong).
Pengambilan Sampel Air Seni

Menurut Wachyuni dari bagian Mikrobiologi RSVP Fatmawati, Jakarta Selatan, aria beberapa cara pengambilan sampel urin, yakni:

1).       Urin sewaktu

Untuk berbagai pemeriksaan digunakan urin sewaktu, yakni urin dikeluarkan pada waktu yang tidak ditentukan secara khusus. Pemeriksaan ini baik untuk pemeriksaan rutin tanpa keluhan khusus.

2).       Urin pagi

Maksudnya, urin yang pertama-tama dikeluarkan di pagi hari setelah bangun tidur. Urin ini lebih pekat daripada urin yang dikeluarkan di siang hari. Pemeriksaan urin pagi baik untuk sedimen, berat jenis, protein, juga tes kehamilan. Sebaliknya, urin pagi tidak baik untuk pemeriksaan penyaring karena adanya glukosuria.

3).       Urin postprandial

Maksudnya, urin yang pertama kali dikeluarkan 1,5 – 3 jam sehabis makan. Sampel ini berguna untuk pemeriksaan glukosuria.

4).       Urin 24 jam

Sampel ini digunakan untuk mengetahui keandalan angka analisis. Untuk mengumpulkan urin 24 jam diperlukan botol besar, bervolume 1,5 liter atau lebih yang ditutup dengan baik. Botol harus bersih dan memerlukan zat pengawet.

5).       Urin 3 gelas dan 2 gelas pada laki-laki

Urin jenis ini digunakan untuk pemeriksaan urologis. Selain itu, juga untuk mendapatkan gambaran tentang letak radang atau lesi lain, yang mengakibatkan adanya nanah atau darah dalam air kencing pria.
Apa yang berkaitan dengan warna urin?

Kuning

Zat warna normal dalam jumlah besar: urobilin, urochrom. Zat warna abnormal: bilirubin. Pengaruh obat-obat: santonin, riboflavin, atau pengaruh permen.
Indikasi penyakit: tidak ada (normal).

Hijau

Zat warna normal dalam jumlah besar: indikan (indoxilsulfat). Pengaruh obat-obat: methyleneblue, evan’s blue. Indikasi penyakit: obstruksi (penyumbatan usus kecil).

Merah

Zat warna normal dalam jumlah besar: uroerythrin. Zat warna abnormal: hemoglobin, porfirin, porfobilin. Pengaruh obat-obat: santonin, amidopyrin, congored, atau juga zat warna makanan. Indikasi penyakit: glomerulonevitis nefitit akut (penyakit ginjal), kanker kandung kencing.

Cokelat

Zat warna normal dalam jumlah besar: urobilin. Zat warna abnormal: bilirubin, hematin, porfobilin. Indikasi penyakit: hepatitis.

1. Cokelat tua atau hitam

Zat warna normal dalam jumlah besar: indikan. Zat warna abnormal: darah tua, alkapton, melamin. Pengaruh obat-obat: derivat fenol, argyrol. Indikasi penyakit: sindroma nefrotika (penyakit ginjal).

2. Serupa susu

Zat warna normal dalam jumlah besar: fosfat, urat. Zat warna abnormal: pus, getah prostat, chylus, zat-zat lemak, bakteri-bakteri, protein yang membeku. Indikasi penyakit: infeksi saluran kencing, kebocoran kelenjar limfa

Pemeriksaan Protein dalam urin

  1. Prinsip

Terjadi endapan protein jika direaksikan dengan asam ( asam sulfosalisilat )

2.  Tujuan

Menantukan adanya protein dalam urin secara semi kuantitatif

Alat yang dip erlukan

–          Tabung reaksi dan rak

–          Pipet

–          Spritus

Reagen

Asam sulfosalisilat 20 %

Cara Pemeriksaan

  1. Tabung reaksi diisi dengan 2 ml urin.
  2. Kemudian dipanaskan di atas lampu spiritus sampai mendidih berjarak 2-3 cm dari api dan dipegang dengan posisi tangan dimiringkan untuk mencegah terpeciknya urin apabila mendidih.
  3. Setelah mendidih . Teteskan ke dalamnya 3 tetes asam cuka
  4. Kemudian panaskan kembali urin yang telah dicampur tadi.
  5. Amatilah sejenak. Bila terlihat gumpalan berarti hasilnya positif berarti keracunan kehamilan, bila tidak ada gumpalan berarti hasilnya negatif berarti hasilnya baik.

DAFUS

Pearce C, Evelyn, ” Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis ”, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 2002

Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas, Departemen Kesehatan, Jakarta, 2005

Leave a comment »

PEMERIKSAAN PANGGUL

Persalinan dapat berlangsung dengan baik atau tidak antara lain tergantung pada luasnya jalan lahir yang terutama ditentukan oleh bentuk dan ukuran-ukuran panggul. Maka untuk meramalkan apakah persalinan dapat berlangsung biasa, pengukuran panggul diperlukan.

Seorang multipara yang sudah beberapa kali melahirkan anak yang a’terme dengan spontan dan mudah, dapat dianggap mempunyai panggul yang cukup luas. Walaupun begitu jalan lahir seorang multipara yang dulunya tidak menimbulkan kesukaran kadang-kadang dapat menjadi sempit, misalnya kalau timbul tumor tulang (exostose, osteoma, osteofibroma dll) dari tulang panggul/ tumor dari bagian lunak jalan lahir.

A.    Tanda-tanda menimbulkan perasangka panggul sempit ialah :

  1. Pada primigravida kepala belum turun pada bulan terakhir.
  2. Pada multipara jika dalam anamnesa, ternyata persalinan-persalinan yang dulu sukar (riwayat obstetric yang jelek).
  3. Jika terdapat kelainan letak hamil tua.
  4. Jika badan penderita menunjukkan kelainan seperti kyphose, scoliose, kaki pendek sebelah/pincang, cebol.
  5. Kalau ukuran-ukuran luar sempit.

Jika ada prasangka panggul sempit baiknya dikonsulkan kepada seorang dokter ahli. Kita biasanya memeriksa dan mengukur panggul sekali dalam kehamilan ialah dengan toucher karena ukuran-ukuran dalamlah yang menentukan luasnya jalan lahir.

a.  Biasanya dilakukan pada kehamilan 8 bulan, yang diperiksa ialah :

  1. Conjugate diagonalis.
  2. apakah lineainnominata teraba seluruhnya/hanya sebagian.
  3. Keadaan sacrum apakah concaaf dalam arah atas bawah dari kiri k kanan.
  4. Keadaan dinding samping panggul apakah lurus/convergent.
  5. Apakah spinae ischiadicae menonjol
  6. Keadaan os pubis adakah exostose
  7. Keadaan arcus pubis.

b.  Peluang calon ibu agar bisa melahirkan normal berdasarkan bobot bayi:

  1. Panggul sempit, panggul jenis ini hanya bisa mengeluarkan bayi berbobot 2,5 kg ke bawah.
  2. Panggul sedang, bisa mengeluarkan bayi berbobot 2,5 kg s/d 3,5 kg.
  3. Panggul luas, panggul jenis ini bisa mengeluarkan bayi berukuran besar 3,5 kg s/d 3,9 kg.

c.  Ukuran panggul rata-rata dan terkategori normal:

  1. Pintu atas panggul (pelvic inlet) minimal memiliki diameter 22 cm.
  2. Pintu tengah panggul (mid pelvic) diameter minimalnya adalah 20 cm.
  3. Pintu bawah panggul, panjang diameter normalnya rata-rata minimal 16 cm.

B.     Indikasi yang mengharuskan pemeriksaan

Pemeriksaan ini dilakukan ibu pada usia kehamilan 36 minggu. Namun biasanya dokter juga akan melakukan pemeriksaan panggul jika ada indikasi tertentu, pada ibu hamil, di antaranya:

  1. Adadugaan disproporsi atau ketidaksesuaian besar bayi dan ukuran panggul ibu. Khususnya jika ukuran bayi besar, sedangkan panggul ibu sempit. Biasanya bayi berbobot 4 kg ke atas sulit dilahirkan secara normal. Selain kepala tidak bisa memasuki rongga panggul, ukuran bahu bayi yang juga lebar menghambat bayi turun ke panggul.
  2. Kelainan panggul, karena trauma kecelakaan yang merusak bentuk panggul. Kondisi ini boleh jadi kurang ideal bagi ibu untuk melahirkan secara normal.
  3. Ibu memiliki riwayat penyakit perusak panggul, seperti TBC tulang, rakhitis, atau polio. Bakteri TBC tulang mampu merusak bentuk panggul, menjadi bengkok ataupun tidak beraturan.
  4. Kelainan letak bayi, misalnya posisi wajah bayi yang langsung menghadap jalan lahir. Posisi yang benar, adalah ubun-ubun bayilah yang menghadap jalan lahir.
  5. Pemeriksaan Panggul Secara Klinis.

1) Pintu Atas Panggul

Dari ukuran-ukuran pintu atas panggul conjugate vera adalah ukuran yang terpenting dan satu-satunya ukuran yang dapat diukur secara indirect ialah dengan tergantung dari lebar dan inklinasi sympisis.

Cara mengukur conjugata diagonalis (CD) :

  • Dengan 2 jari ialah jari telunjuk dan jari tengah, melalui konkavita dari sacrum, jari tengah digerakkan ke atas sampai dapat meraba promotorium.
  • Sisi radial dari jari telunjuk ditempelkan pada pinggir sympisis dan tempat ini ditandai dengan kuku jari telunjuk tangan kiri.
  • Promotorium hanya bisa tercapai oleh jari kita dengan pemeriksaan dalam pada panggul yang sempit. Pada panggul dengan ukuran normal, promotorium tak tercapai, tapi menandakan bahwa CV cukup besar.
  • Kalau CV lebih besar dari 10 cm, maka pintu atas panggul diangap cukup luas (biasanya CV = 11 cm).

Sebetulnya ini tidak tepat, kerena walaupun CV cukup besar, masuh ada kemungkinan bahwa ukuran lain, misalnya ukuran melintang sempit.

Sayang sekali diameter transversa tak dapat diukur secara klinis, tapi kesempitan diameter transversa tanpa kesempitan CV jarang sekali terdapat.

  • Selain dengan pengukuran CD kita juga dapat mengetahui secara klinis bahwa pintu atas panggul mencukup kalau keala anak dengan ukuran tervesarnya sudah melewati pintu atas panggul.

Ini dapat diketahui dengan :

  1. Pemeriksaan luar

Kalau kepala janin dengan ukuran terbesarnya sudah melewati pintu atas panggul, maka hanya bagian kecil saja dari kepala yang dapat diraba dari luar di atas sympisis.

Ukuran-ukuran luar tidak dapat dipergunakan untuk penilaian, apakah persalinan dapat berlangsung secara biasa atau tidak, Walaupun begitu ukuran-ukuran luar dapat memberi petunjuk pada kita akan kemungkinan panggul sempit.Ukuran-ukuran luar yang terpenting adalah :

  • Distantia Spinarum :

Jarak antara spina iliaca anterior superior kiri dan kanan (Ind. 23, Er. 26)

  • Distantia Cristarum :

Jarak yang terjauh antara crista iliaca kanan dan kiri (Ind. 26, Er. 29).

  • Conjugata Externa (Baudeloque) :

Jarak antara pinggir atas sympisis dan ujung prosessus spinosus ruas tulang lumbal ke-V (Ind.18, Er. 20).

  • Ukuran lingkar panggul

Dari pinggir atas sympisis  ke pertengahan antara spina iliaca anterior superior dan trochanter major sepihak dan kembali melalui tempat-tempat yang sama di pihak yamg lain (Ind. 80. Er. 9)

Catatan :

Ukuran-ukuran luar ditentukan dengan jangka panggul kecuali ukuran lingkar panggul yang diambil dengan pita pengukur.

  1. Pemeriksaan dalam

Pemeriksaan dilakukan pada usia kehamilan 36 minggu. Caranya, Teknisnya dokter/bidan akan memasukkan dua jarinya (jari telunjuk dan tengah) ke jalan lahir hingga menyentuh bagian tulang belakang/promontorium. Setelah itu, dokter/bidan akan menghitung jarak dari tulang kemaluan hingga promontorium untuk mengetahui ukuran pintu atas panggul dan pintu tengah panggul. Jarak minimal antara tulang kemaluan dengan promontorium adalah 11 cm. Jarak minimal antara tulang kemaluan dengan promontorium adalah 11 cm. Jika kurang maka dikategorikan sebagai panggul sempit. Namun, jika bayi yang akan lahir tidak terlalu besar, maka ibu berpanggul sempit dapat melahirkan secara normal. Panggul tengah di ukur dengan cara memeriksa spina ischiadika atau tonjolan tulang panggul yang teraba menonjol atau tidak, dan sudut tulang kemaluan lebih dari 90 derajat dan intertuberosum lebih dari 8 cm untuk mengetahui panggul bawah luas.

Bagian terendah kepala sampai spinaischiadica atau lebih rendah.

Caput succedaneum yang besar dapat memberi kesan yang salah, dimana seolah-olah bagian terendah sudah sampai setinggi spina ischiandica, padahal kepala masih tinggi, maka hasil pemeriksaan dalam harus selalu disesuaikan dengan hasil pemeriksaan luar

Pemeriksaan dalam, untuk menentukan ukuran dan bentuk panggul :

Dengan pemeriksaan dalam dapat kita ukur CD, tapi kita juga dapat kesan mengenai bentuk panggul. Yang harus diperiksa ialah :

  1. apakah promotorium teraba atau tidak. Bila teraba berapa CD nya.
  2. apakah tidak ada tumor (exostose) pada permukaan belakang sympisis.
  3. apakah linea innominata teraba seluruhnya atau sebagian.
  4. apakah sidewalls (dinding samping) lurus, convergent atau divergent oleh karena ukuran yang luas pada inlet tidak perlu diikuti oleh bidang sempit panggul dan pintu bawah panggul.
  5. apakah kedua spina ischiadica menonjol atau tidak. Sering terdapat bahwa spina yang menonjol disertai dengan dinding samping yang convergent.
  6. apakah os sacrum mempunyai inklinasi ke depan dan belakang. Perhatikan pula lomkavitas dari sacrum. Dalam keadaan pathologic sacrum mempunyai bentuk hamper lurus.
  7. apakah sudut arcus pubis cukup luas atau tidak.

2)  Bidang tengah panggul

Ukuran-ukuran bidang tengah panggul tak dapat diukur secara klinis dan memerlukan pengukuran secara rontgenologis.

3)  Pintu bawah pangul

Diameter transversa dan diameter sagitalis posterior dan anterior dapat diukur dengan pelvimeter dari Thoms.

Tapi pengukuran diameter transversa ini adalah pengukuran yang kasar, karena tubera ischii tertutup oleh lapisan otot dan lemak yang berbeda tebalnya dari orang ke orang. Ukuran yang lebih besar dari 8 cm, dianggap mencukupi.

Karena pengukuran diameter transversa kurang tepat, maka dianjurkan untuk memperhatukan bentuk arcus pubis yang hendaknya merupakan sudut yang tumpul.

  1. Pemeriksaan Radiologi/ rontgen.

Dilakukan dengan cara memotret panggul ibu, menggunakan alat rontgen. Selama pemotretan ibu diminta duduk, persis seperti tindakan rontgen pada anggota tubuh lain, hanya saja intensitas cahaya yang digunakan lebih rendah. Hasil foto dianalisa untuk mengetahui ukuran panggul. Bahkan aneka kelainan letak bayi pun sebetulnya bisa terdeteksi dengan cara ini. Dibanding pengukuran secara klinis, pengukuran dengan alat rontgen menghasilkan data yang lebih terperinci mengenai diameter pintu panggul.

Pengukuran Rontgenologis

Ukuran-ukuran panggul dapat juga diukur dengan sinar X. keuntungan dari pengukuran panggul dengan sunar roentgen ialah :

  1. Dapat mengambil ukuran-ukuran yang tak dapat ditentukan secara klinis seperti diameter transversa dari pinti atas panggul, ukuran antara spinae ischiadicae, diameter antero posterior dari bidang tengah panggul.
  2. Selain dari pada memberikan ukuran-ukuran panggul juga memperlhatkan pada kita bentuk pangul.
  3. Dapat menentukan apakah ukuran terbesar kepala sudah melampaui pintu atas panggul.

 Langkah-langkah Pemeriksaan panggul bagian dalam

a. Persetujuan Pemeriksaan

  1. Jelaskan tentang prosedur pemeriksaan
  2. Jelaskan tentang tujuan pemeriksaan
  3. Jelaskan bahwa proses pemeriksaan mungkin akan menimbulkan perasaan kuatir atau kurang menyenangkan tetapi tidak akan menimbulkan gangguan pada kandungan.
  4. Pastikan bahwa ibu telah mengerti prosedur dan tujuan pemeriksaan.
  5. Mintakan persetujuan lisan untuk melakukan pemeriksaan.

b. Persiapan

Alat dan Bahan

(a) Ibu

– Ranjang Periksa

– Kapas dan Larutan antiseptik

(b) Pemeriksa

– Sarung tangan

– Sabun dan air

– afron

c. Memasang sarung tangan karena biasanya kalau tidak menggunakan sarung tangan maka akan mudah terserang berbagai macam infeksi penyakit seperti HIV.

d. Pemeriksaan

7. Pastikan kandung kemih wanita kosong sebelum memulai pemeriksaan, karena pemeriksaan bimanual sangat tidak nyaman bagi wanita jika kandung kemihnya penuh. setelah mengosongkan kandung kemih, persilahkan ibu untuk berbaring di atas ranjang periksa.

8. Persiapkan ibu pada posisi litotomi di atas meja. Pastikan bokong sedikit dibelakang tepi meja, karena apabila wanita tidak di posisikan dengan tepat di tepi meja dapat menggangu ketika spikulum akan dipegang anda akan kesulitan mengatur posisi spikulum.

9. Dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri, sisihkan labium mayor ke lateral untuk membuka vulva.

10. Masukkan telunjuk dan jari tengah tangan kanan ke dalam lumen vagina melalui introitus yang terbuka.

11. Pindahkan tangan kanan ke fundus uteri.

12. Arahkan bagian ventral/palmar jari-jari tangan dalam ke simpisis os  pubis, tentukan besar sudut yang dibentik antara os pubis kiri dan kanan.

13. Dengan ujung bagian ventral jari-jari dalam, telusuri linea inominata kiri sejauh mungkin, kemudian lakukan pula pada bagian kanan dengan cara yang sama.

14. Letakkan jari dalam pada sekitar pertengahan linea inominata kiri kemudian geser ke bawah (sejajar sumbu badan ibu) menelusuri dinding samping panggul untuk menilai arah dan sudutnya (rata, menyudut ke dalam atau luar).

15. Menjelang akhir dinding samping panggul (sekitar 5 cm dari pintu atas panggul) akan teraba tonjolan tulang, kea rah dalam jalan lahir dan berbentuk segitiga, yang disebut dengan spina iskiadika. Nilai derajat penonjolan spina ke jalan lahir.

16. Lakukan hal yang sama pada dinding samping panggul bagian kanan (gunakan bagian atau sisi medial jari tengah) kemudian nilai distansia interspinarum.

17. Raba tuberkositas iskiadia dengan meneruskan rabaan dinding samping panggul hingga bagian paling ujung. Lakukan untuk dinding kiri dan kanan, kemudian nilai distansia intertuberosum (jarak antara kedua tuberositas).

18. Geser tangan dalam kea rah belakang sehingga teraba bagian tulang yang rata dan mempunyai lekukan ke belakang, bagian ini disebut dengan sacrum. Nilai konkafitas tulang tersebut dengan menelusurinya ke arah atas dan bawah (tepat di bagian tengah).

19. Teruskan perabaan bagian tengah sacrum hingga mencapai ruas dan bagian ujung tulang coocygis. Nilai inklinasi tulang tersebut, ke depan (mengarah ke jalan lahir) atau ke belakang.

20. Pindahkan jari tangan dalam ke linea inominata kanan kemudian telusuri sejauh mungkin ke belakang hingga posisi jari mengarah ke tengah (sumbu badan ibu). Bila di tengah tonjolan tulang ke bagian dalam jalan lahir (promontorium os sacrum), maka beri tanda pada pangkal jari tangan kanan dengan tangan kiri untuk memutuskan batas atau jarak dari titik tersebut sampai ujung jari kanan.

21. Keluarkan telunjuk dari tengah tangan kanan sementara jari telunjuk tangan kiri yang menentukan batas tadi, tetap pada posisinya.

22. Ambil alat ukur/penggaris dengan tangan kiri, dekatkan dengan jari tengah tangan kanan dan batas yang telah dibuat tadi untuk menentukan konjugata diagonalis yang kemudian dikonversikan menjadi konjugata vera.

23. Beritahukan pada ibu bahwa pemeriksaan telah selesai.

F. Langkah-langkah Pemeriksaan panggul bagian dalam

a. Persetujuan Pemeriksaan

  1. Jelaskan tentang prosedur pemeriksaan
  2. Jelaskan tentang tujuan pemeriksaan
  3. Jelaskan bahwa proses pemeriksaan mungkin akan menimbulkan perasaan kuatir atau kurang menyenangkan tetapi tidak akan menimbulkan gangguan pada kandungan.
  4. Pastikan bahwa ibu telah mengerti prosedur dan tujuan pemeriksaan.
  5. Mintakan persetujuan lisan untuk melakukan pemeriksaan.

b. Persiapan

Alat dan Bahan

(a) Ibu

(b) pita meteran (pita pengukur)

c. kemudian ukur panggul ibu, ukuran- ukuran yang perlu diukur :

1) Distantia spinarum

2) Distantia cristarum

3) Conjugata externa

4) Ukuran lingkar panggul

d. Setelah didapat ukuran-ukuran panggul ibu, maka beritahukan pada ibu hasil pemeriksaan dan pemeriksaan telah selesai.

Leave a comment »

MELAKSANAKAN DETEKSI DINI TERHADAP KOMPLIKASI IBU DAN JANIN

A. Tanda-Tanda Dini Bahaya/Komplikasi Ibu Dan Janin Masa Kehamilan Muda

1. Perdarahan Pervaginam

Perdarahan pada kehamilan muda atau usia kehamilan di bawah 20 minggu, umumnya disebabkan oleh keguguran. Sekitar 10-12% kehamilan akan berakhir dengan keguguran yang pada umunya (60-80%) disebabkan oleh kelainan kromosom yang ditemui pada spermatozoa ataupun ovum. Penyebab yang sama dan menimbulkan gejala perdarahan pada kehamilan muda dan ukuran pembesaran uterus yang diatas normal, pada umumnya disebabkan oleh mola hidatidosa. Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah yang merah, perdarahan yang banyak, atau perdarahan dengan nyeri. Perdarahan pada kehamilan muda dengan uji kehamilan yang tidak jelas, pembesaran uterus yang tidak sesuai (lebih kecil) dari usia kehamilan dan adanya massa di adneksa biasanya disebabkan oleh kehamilan ektopik.

Diagnosis dan penanganan

Perdarahan pervaginam pada usia kehamilan dini dapat di diagnosis sebagai berikut :

a. Abortus

1)   Abortus spontan adalah penghentian kehamilan sebelum janin mencapai viabilitas (usia kehamilan 22 minggu). Tahap-tahap abortus spontan meliputi:

  • Abortus Imminens (kehamilan dapat berlanjut)
  • Abotus Insipiens (kehamilan tidak akan berlanjut dan akan berkembang menjadi abortus inkomplit/komplit)
  • Abortus Inkomplit (sebagai hasil konsepsi telah dikeluarkan)
  • Abortus Komplit (seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan )

2)   Abortus yang disengaja adalah suatu proses dihentikan kehamilan sebelum janin mencapai viabilitas

3)   Abortus tidak aman adalah suatu prosedur yang dilakukan oleh orang yang tidak berpengalaman atau yang tidak memenuhi standar medis minimal atau keduanya

4)   Abortus Septik adalah abotus yang mengalami komplikasi berupa infeksi. Sepsis dapat berasal dari infeksi jika organisme penyebab naik dari saluran kemih bawah setelah abortus spontan atau abortus tidak aman. Sepsis  cenderung akan terjadi jika terdapat sisa hasil konsepsi atau terjadi penundaan dalam pengeluaran hasil konsepsi. Sepsis merupakan komplikasi yang  sering terjadi pada abortus tidak aman dengan menggunakan peralatan.

Penanganan

Jika dicurigai suatu abortus tidak aman terjadi, periksalah adanya tanda-tanda infeksi atau adanya perlukaan uterus, vagina dan usus dan melakukan irigasi vagina untuk mengeluarkan tumbuh-tumbuhan, obat-obat local, atau bahan lainnya.

1)  Abortus Imminens

–       Tidak perlu pengobatan khusus atau tirah baring total.

–       Jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan atau hubungan seksual

–       Jika perdarahan berhenti: lakukan asuhan antenatal seperti biasa. Lakukan  penilaian jika perdarahan terjadi lagi.

–       Jika perdarahan terus berlangsung: nilai kondisi janin (uji kehamilan atau USG). Lakukan konfirmasi  kemungkinan adanya penyebab lain. Perdarahan berlanjut, khususnya jika ditemui uterus yang lebih besar dari yang diharapkan, mungkin menunjukan kehamilan ganda atau mola.

–       Tidak perlu terapi hormonal (estrogen atau progestin) atau tokolitik (seperti salbultamol atau indometasin) karena obat-obat ini tudak dapat mencegah abortus.

2)  Abortus Insipiens

–       Jika usia kehamilan kurang dari 16 minggu, lakukan efakuasi uterus dengan Aspirasi Vakum manual (AVM). Jika efakuasi tidak dapat segera dilakukan :

–       berikan ergometrium 0,2 mg I.M.(diulangi setelah 15 menit jika perlu) atau misoprostol 400 mcg per oral (dapat diulang sesudah 4 jam jika perlu)

–       segera lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil konsepsi dari uterus.

–       Jika usia kehamilan lebih dari 16 minggu:

–       Tunggu eksplusi spontan hasil konsepsi, kemudian evakuasi sisa-sisa hasil konsepsi

–       jika perlu, lakukan infus 20 unit oksitosin dalam 500 ml cairan I.V. (garam fisiologik atau larutan Ringger Laktat) dengan kecepatan 40 tetes permenit untuk membantu ekspulasi hasil konsepsi.

–       Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.

3)  Abortus Inkomplit

–       jika perdarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan kurang dari 16 minggu, evakuasi dapat dilakukan secara digital atau dengan cunam ovum untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang dikeluarkan melalui serviks. Jika perdarahan berhenti beri ergometrium 0,2 mg I.M. atau mistoprostol 400 mcg per oral.

–       Jika perdarahan banyak dan terus berlangsung dan usia kehamilan kurang dari 16 minggu, evakuasi sisa hasil konsepsi dengan :

–       Aspirasi Vakum Manual (AVM) merupakan metode evakuasi yang terpilih. Evakuasi dengan kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan jika AVM tidak tersedia

–       Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera, beri ergometrin 0,2 mg I.M. (di ulangi setelah 15 menit jika perlu) atau misoprostal 400 mcg per oral (dalam di ulangi setelah 4 jam jika perlu).

–       Jika kehamilan lebih dari 16 minggu:

  1. berikan infus oksitosin 20 unit dalam 50 ml cairan I.V. (garam fisiologik atau Ringger Laktat) dengan kecepatan 400 tetes par menit sampai terjadi eksfulsi hasil konsepsi.
  2. jika perlu berikaan misoprostol 200 mcg per vaginam setiap 4 jam sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi (maksimal 800 mcg)
  3. evakuasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus. Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.

4)  Abortus Komplit

–       tidak perlu evakuasi lagi

–       observasi untuk melihat adanya perdarahan banyak pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan

–       apabila terdapat anemia sedang, berikan tablet sulfas ferrosus 600 mg per hari selama 2 minggu, jika anemia berat berikan transfuse darah.

–       Konseling asuhan  pascakeguguran dan pemantauan lanjut.

b. Kehamilan Ektopik Terganggu

Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar rongga uterus. Tuba falopii merupakan tempat tersering untuk terjadi implintasi kehamilan ektopik (>90%). Tanda dan gejalanya sangatlah bervariasi tergantung pada pecah atau tidaknya kehamilan tersebut. Alat penting yang dapat digunakan untuk memdiagnosis kehamilan ektopik yang pecah adalah tes kehamilan dari serum di kombinasi dengan ultrasonografi. Jika diperoleh hasil darah yang tidak membeku, segera mulai penanganan.

Penanganan awal

–       jika fasilitas memungkunkan segera lakukan uji silang darah dan laparotomi. Jangan menunggu darah sebelum melakukan pembedahan.

–       Jika fasilitas tidak memungkinkan, segera rujuk ke fasilitas lebih lengkap dengan memperhatikan hal-hal yang di uraikan pada bagian penanganan awal

–       Pada laparotomi, eksplorasi kedua ovaria dan tuba falopii:

1)   Jika terjadi kerusakan pada tuba, lakukan salpingektomi (tuba yang berdarah dan hasil konsepsi di eksisi bersama-sama). Ini maerupakan terapi pilihan pada sebagian besar kasus.

2)   Jika kerusakan pada tuba kecil lakukan salpingostomi (hasil konsepsi dikeluarkan, tuba dipertahankan).Hal ini hanya dilakukan jika konserpasi kesuburan merupakan hal yang penting untuk ibu tersebut, karena resiko kehamilan ektopit berikutnya cukup tinggi.

2. Hiperemesis Gravidarum

Mual dan muntah adalah gejala yang sering ditemukan pada kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, gejala ini biasa terjadi 6 minggu setelah HPHT dan berlangsung selama 10 minggu. Perasaan mual ini karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum. Mual dan muntah yang sampai mengganggu aktifitas sehari-hari (terus-menerus) dan keadaan umum menjadi lebih buruk, seperti ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan merasa nyeri pada epigastium dinamakan Hiperemesis Gravidarum (Wiknjosastro, 2002).

Gejala-gejala yang terjadi pada penderita hiperemesis gravidarum:

  1. Muntah yang hebat
  2. Haus
  3. Dehidrasi
  4. Berat badan turun
  5. Keadaan umum mundur
  6. Kenaikan suhu
  7. Kesadaran menurun
  8. Uji laboratorium menunjukan: protein, acetone, urobilinogen, porhyrin dalam urin bertambah

Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Perubahan-perubahan anatomik pada otak, jantung, hati dan susunan saraf disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat inanisi. Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang ditemukan:

  1. Faktor predisposisi yang sering ditemukan adalah primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor hormone memegang peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormone Korionik gonadotropin dibentuk berlebihan.
  2. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolic akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini merupakan faktor organik.
  3. Alergi, sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak, juga disebut sebagai faktor organik.
  4. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini walaupun hubungannya dengan hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup. Tidak jarang memberikan suasana yang baru sudah dapat membantu mengurangi frekuensi muntah klien.

Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda, bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Secara klinis, hiperemesis gravidarum dibedakan atas 3 tingkatan, yaitu :

  1. Tingkat I

Muntah yang terus-menerus, timbul intoleransi terhadap makanan dan minuman,
berat-badan menurun, nyeri epigastrium, muntah pertama keluar makanan,
lendir dan sedikit empedu kemudian hanya lendir, cairan empedu dan terakhir
keluar darah. Nadi meningkat sampai 100 kali per menit dan tekanan darah
sistole menurun. Mata cekung dan lidah kering, turgor kulit berkurang dan urin
masih normal.

  1. Tingkat II

Gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, haus hebat,
subfebril, nadi cepat dan lebih 100-140 kali per menit, tekanan darah sistole
kurang 80 mmHg, apatis, kulit pucat, lidah kotor, kadang ikterus ada, aseton
ada, bilirubin ada dan berat-badan cepat menurun.

  1. Tingkat III

Gangguan kesadaran (delirium-koma), muntah berkurang atau berhenti, ikterus,
sianosis, nistagmus, gangguan jantung, bilirubin ada, dan proteinuria.

Diagnosis

Diagnosis hyperemesis gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukan adanya kehamilan muda dan muntah yang terus menerus, sehingga mempengaruhi keadaan umum. Namun demikian harus dipikirkan dengan penyakit pielonefritis, hepatitis, ulkus ventrikuli dan tumor serebri yang dapatpula memberikan gejala muntah.

Hyperemesis gravidarum yang terus menerus dapat menyebabkan kekurangan makanan yang dapat mempengaruhi perkembangan janin sehingga pengobatan perlu segera diberikan.

Pengelolaan

Pencegahan terhadap hyperemesis gravidarium perlu dilaksanakan dengan jalan memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kkehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, maka di dianjurkan:

–           Mengubah makan sehari-hari dengan makanan dengan dalam jumlah kecil tetapi lebih sering.

–          Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur

–          Di anjurkan untuk makan roti kering dengan the hangat

–          Hindari makanan yang berminyak dan berbau lemak

–          Makanan dan minuman disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin

–          Defekasi yang teratur hendaknya dapat dijamin

–          Hindari kekurangan karbohidrat

–          Di anjurkan makanan yang banyak mengandung gula

3. Nyeri perut bagian bawah

Nyeri perut ini terjadi pada kehamilan 22 minggu. Hal ini mungkin gejala utama pada kehamilan etopik dan tanda gejala abortus antara lain nyeri abdomen bawah, nyeri lepas, uterus terasa lemas, perdarahan berlanjut, lemah, lesu, demam, sekret vagina berbau, sekret & pus dari serviks, dan nyeri goyang serviks. Komplikasinya adalah infeksi / sepsis. Penanganannya adalah mulai memberikan antibiotik sesegera mungkin sebelum melakukan aspirasi vakum manual. Antibiotiknya berupa ampisilin 2 gr I.V. tiap 6 jam ditambah gentamisin 5 mg/kgbb IV tiap 24 jam ditambah metronidazol 500 mg I.V. tiap 8 jam sampai ibu bebas demam 48 jam.

Tanda dan gejala lainnya adalah nyeri / kaku pada abdomen, nyeri lepas, distensi abdomen, abdomen terasa tegang & keras, nyeri bahu, mual-muntah, dan demam. Komplikasinya adalah perlukaan uterus, vagina atau usus. Penanganannya yaitu lakukan laparotomi untuk memperbaiki perlukaan dan lakukan aspirasi vakum manual secara berurutan. Mintalah bantuan lebih lanjut jika dibutuhkan.

Penanganan Umum

–       Lakukan segera pemeriksaan keadaan umum meliputi tanda vital (nadi,tensi, respirasi dan suhu)

–       Jika dicurigai syok, mulailah pengobatan. Sekalipun gejala syok tidak jelas, waspada dan evalluasi ketat karena keadaan dapat memburuk dengan cepat.

–       Jika ada syok, segera terapi dengan baik.

Catatan: Apendisitis harus dicurigai pada tiap ibu yang nyeri perut, sebagai diagnosis deverensial kehamilan etopik, solusio plasenta, kista ovarium putaran tangkai, dan pielonefritis.

Penanganan

Kista ovarium

Kista ovarium dapat menimbulkan nyeri akibat terpuntir atau pecah. Kista ovarium dapat mengalami putaran tungkai atau pecah pada trimester I.

  • Jika ibu mengalami nyeri perut hebat, dapat diduga putaran tungkai atau pecah. Lakukan segera lerarotomi.

Catatan: jika pada laparotomi diduga ada keganasan (bagian padat, pertumbuhan/papil pada dinding tumor), tumor harus diperiksa di bagian patologi, lakukan rujukan ke rumah sakit untuk penanganan lanjut.

  • Jika tumor besarnya 10 cm atau lebih dan asimtomatik:

ü  Jika ditemukan pada trimester 1, observasi pperkembangan dan komplikasi

ü  Jika ditemukan pada trimester 2, lakukan laparotomi untuk pengangkatan.

  • Jika tumor besarnya 5-10 cm, lakukan observasi.mungkin laparotomi diperlukan jika kista membesar dan menetap.
  • Jika tumor kurang dari 5 cm, biasanya tumor mmengecil dan tidak memerlukan terapi.

Apendisitis

  • Berikan antibiotika kombinasi sebelum dan setelah pembedahan sampai 48 jam bebas demam:

ü  Ampisilin 2 g I.V. tiap 6 jam

ü  Ditambah gentamisin 5mg/kg BB I.V. tiap 24 jam

ü  Ditambah metronidazol 500 mg I.V. tiap 8 jam

  • Lakukan laparotomi eksploratif (tidak pandang usia gestasi) dan apendikstomi, jika benar Apendisitis.

Catatan: menunda diagnosis dan terapi mengakibatkan pecahnya apendiks dan menimbulkan peritonitis umum.

  • Jika terjadi peritonitis (demam, abdomen akut, nyeri perut) berikan antibiotika untuk peritonitis.

Catatan: adanya peritonitismenimbulkan resikoabortus atau persalinan preterm.

  • Jika terjadi nyeri hebat, berikan petidin 1mg/kg BB I.M. (tidak lebih dari 100 mg) I.M atau I.V. pelan-pelan atau berikan morfin 0,1mg/kg BB I.M.
  • Tokolitik dapat diberikan untuk mencegah persalinan preterm.

B. Tanda-Tanda Dini Bahaya/Komplikasi Ibu Dan Janin Masa Kehamilan Lanjut    

1. Perdarahan Pervaginam

Perdarahan vagina dalam kehamilan adalah jarang yang normal. Perdarahan pada kehamilan lanjut atau diatas 20 minggu pada umunya disebabkan oleh plasenta previa. Perdarahan yang terjadi sangat terkait dengan luas plasenta dan kondisi segmen bawah rahim yang menjadi tempat implementasi plasenta tersebut. Pada plasenta yang tipis dan menutupi sebagian besar plasenta maka umumnya terjadi perdarahan bercak berulang dan apabila segmen bawah rahim mulai terbentuk disertai dengan sedikit penurunan bagian terbawah janin maka perdarahan mulai meningkat hingga tingkatan yang dapat membahayakan keselamatan ibu.

Plasenta yang tebal yang menutupi seluruh jalan lahir dapat menimbulkan perdarahan hebat tanpa didahului oleh perdsarahan bercak atau berulang sebelumnya. Plasenta previa menjadi peyebab dari 25% kasus perdarahan antepartum. Bila mendekati saat persalinan, perdarahan dapat disebabkan oleh solusio plasenta (40%) atau vasa previa (5%) dari keseluruhan kasus perdarahan antepartum.  Gejala pada kehamilan ini, perdarahan merah segar, banyak, dan kadang -kadang, tetapi tidak selalu, disertai dengan rasa nyeri.

 

a. Plasenta Praevia

Adalah  plasenta yang implantasinya tidak normal ialah rendah sekali sehingga menutupi seluruh atau sebagian ostium internum. Implantasi placenta yang normal ialah pada dinding depan atau dinding belakang rahim di daerah fundus uteri.

Plasenta praevia ada tiga macam :

1)   Placenta praevia totalis : seluruh ostium internum tertutup oleh placenta

2)   Placenta praevia lateralis : hanya sebagian dari ostium tertutup oleh placenta.

3)   Placenta praevia marginalis : hanya pada pinggir ostium terdapat jaringan placenta.

Placenta praevia cukup sering kita jumpai dan pada tiap perdarahan antepartum kemungkinan placenta praevia harus didahulukan. Placenta praevia lebih sering terdapat pada multi gravidae dari pada premegravidae dan pada umur yang lanjut.

Gejala-gejala

1)   Gejala yang terpenting ialah perdarahan tanpa nyeri

2)   Kepala anak sangat tinggi

3)   Karena hal tersebut juga karena ukuran panjang rahim berkurang, maka pada placenta praevia lebih sering terdapat kelainan letak.

Jika perdarahan disebabkan oleh perdarahan praevia atau placenta letak rendah maka robekan selaput harus marginal (kalau persalinan terjadi pervaginam).

Bahaya untuk ibu pada placenta praevia ialah:

–       Perdarahan yang hebat

–       Infeksi stripsesis

–       Imboli udara (jarang)

Bahaya untuk anak:

–       Hipoksia

–       Perdarahan dan syok

Penanganan placenta praevia

Perhatian : tidak dianjurkan untuk mmelakukan pemeriksaan dalam pada perdarahan antepartum sebelum tersedia persiapan untuk seksio caesarea. Pemeriksaan inspekulo secara hati-hati, dapat menentukan sumber perdarahan berasal dari kanalis servisis atau sumber lain (servisitis, polip, keganasan, laserasi atau trauma). Meskipun demikian, adanya kelainan di atas tidak menyingkirkan diagnosis placenta praevia.

–       Perbaikan kekurangan atau darah dengan memberikan infus cairan I.V. (NaCl 0,9% atau Ringger Laktat)

–       Lakukan penilaian jumlah perdarahan, jika perdarahan banyak dan berlangsung terus, persiapkan seksio saesarea tanpa memperhitungkan usia kehamilan/premature

–       Jika perdarahan sedikit dan berhenti pada fetus hidup tetapi premature, pertimbangkan terapi ekspektatif sampai persalinan atau terjadi perdarahan banyak.

Konfirmasi diagnosis

Ultrasonografi

–       Pemeriksaan ultrasonografi untuk menentukan implantasi placenta dan jarak tepi placenta terhadap ostium. Jika diagnosis placenta praevia telah ditegakkan dan janin premature, rencanakan persalinan

–       Jka pemeriksaan USG tidak memungkinkan dan kehamilan kurang dari 37 minggu lakukan penanganan placenta praevia sampai kehamilan 37 minggu.

b. Solutio Placenta

   Solutio plasenta adalah pelepasan plasenta sebelum waktunya. Placenta itu secara normal terlepas setelah anak lahir jadi placenta terlepas sebelum waktunya  anak lahir. Akan tetapi pelepasan placenta sebelum minggu ke-22 disebut abortus dan kalau terjadi pelepasan placenta pada placenta yang rendah implantasinya maka bukan disebut solutio placenta tapi placenta praevia.

Pada solutio placenta darah dari tempat pelepasan mencari jalan keluar antara selaput janin dan dinding rahim dan akhirnya keluar dari serviks terjadilah perdarahan keluar atau perdarahan Nampak.

Kadang-kadang darah tidak keluar tapi berkumpul dibelakang placenta membentuk haematom retroplacentair. Perdarahan semacam ini disebut perdarahan kedalam atau perdarahan tersembunyi. Kadang-kadang darah masuk kedalam ruang amnion sehingga perdarahan tetap tersembunyi. Solutio placenta dengan perdarahan tersembunyi menimbulkan tanda yang lebih khas dan pada umumnya lebih berbahaya dari pada solutio placenta dengan perdarahan keluar. Perdarahan dari solution placenta terutama berasal dari ibu tapi dapat juga berasal dari anak.

Etiologi

Sebab primer solutio placenta belum jelas, tetapi diduga bahwa hal-hal yang tersebut di bawah dapat menyebabkan :

–       Hypertensi essentialis atau pre-eklampsia

–       Tali pusat yang pendek

–       Trauma

–       Tekanan oleh rahim yang membesar pada vena cava inferior

–       Uterus yang sangat mengecil (hydromnion,gamelli)

Di samping itu ada pengaruh:

–       Umur lanjut

–       Mutiparitas

–       Defisiensi ac. folicum

Solutio placenta dimulai dengan perdarahan dalam desidua basalis, terjadilah haematom dalam desidua  yang mengangkat lapisan-lapisan di atasnya. Haematum ini makin lama makin besar, hingga makin lama makin besar bagian plasenta yang terlepas dan tak berfaal. Akhirnya haematom mencapai pinggir plasenta dan mengalir keluar antara selaput janin dan dinding rahim.

Gejala-gejala

–       Perdarahan yang disertai nyeri, juga diluar his

–       Anaemi dan syok : beratnya anaemi dan syok sering tidak sesuai dengan banyaknya darah yang keluar

–       Rahim keras seperti papan dan nyeri dipegang karena isi rahim bertambah dengan darah yang berkumpul dibelakang placenta hingga rahim teregang (uterus en bois).

–       Palpasi sukar karena rahim keras.

–       Fundus uteri makin lama makin naik.

–       Bunyi jantung biasanya tidak ada.

–       Pada toucher teraba ketuban yang tegang terus menerus (karena isi rahim bertambah)

–       Sering ada proteinuria karena disertai toxsaenia

Diagnosis didasarkan atas adanya perdarahan antepartum yang bersifat nyeri, uterus yang tegang dan nyeri dan setelah placenta lahir atas adanya inpressi (cekungan) pada permukaan maternal placenta akibat tekanan haematom retroplacentair.

Penanganan solutio placenta

  1. Lakukan uji pembekuan darah. Kegagalan terbentuknya bekuan darah setelah 7 menit atau terbentuknya bekuan darah lunak yang mudah terpecah menunjukkan adanya koagulopati
  2. Transfusi darah segar
  3. Jika terjadi perdarahan hebat (nyata atau tersembunyi), lakukan persalinan segera, jika :

–        pembukaan serviks lengkap, persalinan dengan ekstraksi vacum

–       Pembukaan serviks belum lengkap, persalinan dengan seksio saesarea.

Catatan: pada setiap kasus solutio placenta waspadalah terhadap kemungkinan pada perdarahan pasca persalinan

  1. Jika perdarahan ringan atau sedang (dimana ibu tidak berada dalam bahaya) tindakan bergantung pada denyut jantung janin

–       DJJ normal atau tidak terdengar, pecahkan ketuban dengan kokher

  • Jika kontrakdi jelek, perbaiki dengan pemberian oksitosin
  • Jika serviks kenyal, tebal, dan tertutup, lakukan seksio saesarea

–       DJJ abnormal (kurang dari 100 atau lebih dari 180 per menit) :

  • lakukan persalinan pervaginam segera,
  • Jika persalinan pervaginam tidak memungkinkan, maka akhiri persalinan dengan seksio saesarae.

Perbedaan antara solutio plasenta dengan plasenta previa:

1). Solutio placentae

–       Perdarahan dengan nyeri

–       Perdarahan segera disusul partus

–       Perdarahan keluar hanya sedikit

–       Palpasi sukar

–       Bunyi jantung anak biasanya tidak ada

–       Pada toucher tidak teraba placenta tapi ketuban yang terus menerus tegang.

–       Ada impressi pada jaringan placenta karena haematom

2). Plasenta praevia

– perdarahan tanpa nyeri

– Perdarahan berulang-ulang sebelum partus

– perdarah keluar banyak

– bagian depan tinggi

– biasanya ada

– teraba jaringan placenta

– robekan selaput marginal

 

c. Ruptura uteri

Perdarahan dapat terjadi intraabdominal atau melalui vagina kecuali jika kepala janin menutupi rongga panggul. Perdarahan dari ruktura uteri pada ligamentum latum tidak akan menyebabkan perdarahan intraabdominal.

Penanganannya

–       Perbaiki kehilangan darah dengan pemberian infus I.V. cairan (NaCl 0,9% atau Ringger laktat) sebelum tindakan pembedahan.

–       Lakukan seksio saesarea dan lahirkan placenta segera setelah kondisi stabil

–       Jika uterus dapat diperbaiki dengan resiki operasi lebih rendah daripada resiko pada histerektomi dan ujung reptura uterus tidak nekrosis lakukan histerorafi. Tindakan ini akan mengurangi waktu dan kehilangan darah saat histeroktomi

–       Jika uterus tidak dapat diperbaiki lakukan histerektomi supravaginal atau histerektomi total jika didapatkan robekan sampai serviks dan vagina.

 

d. Koagulapati (kegagalan pembekuan darah)

koagulapati dapat menjadi penyebab dan akibat perdarahan yang hebat. Kondisi ini dapat dipicu oleh solutio placenta, kematian janin dalam uterus, eklampsia, emboli air ketuban, dan banyak penyebab lain. Gambaran klinisnya bervariasi mulai dari perdarahan hebat, dengan atau tanpa komplikasi thrombosis sampai pada keadaan klinis yang stabil yang hanya terdeteksi oleh tes laboratoriu.

Catatan: pada banyak kehilangan darah yang akut, perkembangan menuju koaglupati dapat dicegah jika volume darah dipulihkan segera dengan cairan infuse (NaCl atau Ringger Laktat).

  • Tangani kemungkinan penyebab kegagalan pembekuan ini :
  1. Solutio placenta (seperti penanganan solution placenta)
  2. Eklampsia ( seperti oenanganan eklampsia)
  • Gunakan produk darah untuk mengontrol perdarahan :
  1. Berikan darah lengkap segar,jika tersedia untuk menggantikan faktor pembekuan dan sel darah merah
  2. Jika darah lengkap segar tidak tersedia, pilih salah satu dibawah ini sesuai berdasarkan ketersediaannya :
  3. Plasma beku segar untuk menggantikan faktor pembekuan (15 ml per kg berat badan)
  4. Sel darah merah packed (atau yang tersedimentasi) untuk penggantian sel darah merah
  5. Kriopresipitat untuk menggantikan fibrinogen
  6.   Konsentrasi trombosit (jika perdarahan berlanjut dan trombosit dibawah 20.000)
  1. e.    Emboli Air Ketuban

Syok yang berat sewaktu persalinan selain oleh placenta praevia dan solutio placenta dapat disebkan pula oleh emboli air ketuban. Setelah ketuban pecah ada kemingkinan bahwa air ketuban masuk kedalam vena-vena tempat placenta, endoservix, atau luka lainnya ( SC, luka ruktura).

Air ketuban mengandung lanugo, vernix caseosa dan miconium yang dapat menimbulkan emboli. Benda-benda halus ini menyumbat kapiler paru-paru dan menimbulkan infrarkt paru-paru dan dilatasi jantung darah. Emboli air ketuban dapat menyebabkan kematian tiba-tiba sewaktu atau beberapa waktu sesudah persalinan.

Kemungkinan emboli air ketuban terjadi kalau :

–       Ketuban sudah pecah

–       His kuat

–       Pembuluh darah yang terbuka (SC reptura uteri).

Gejala-gejala

Sesak nafas yang sekonyong-konyong, cyanosis, oedema paru-paru, syok dan relaksasi otot-otot rahim dengan perdarahan postpartum. Syok terutama disebabkan relaksi anaphylactis terhadap adanya bahan-bahan air tuban dalam darah. Terutama emboli meconium bersifat lethal juga terjadi koagulopati karena disseminated intravascular klotting.

Pengobatan

Dengan pemberian tranfusi darah segar, fibrinogen, oksigen, dan heparin atau trasylol.

2. Sakit kepala yang hebat

Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan seringkali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah sakit kepala hebat (edema otak) yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Kadan-kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre-eklampsia (Pusdiknakes, 2003).

Masalah

–       wanita hamil atau baru melahirkan mengeluh nyeri kepala hebat atau penglihatan kabur

–       wanita hamil atau baru melahirkan menderita kejang atau tidak sadar

Penanganan umum

–       jika ibu tidak sadar atau kejang mintalah pertolongan. Segera mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan siapkan fasilitas tindakan gawat darurat.

–       segera lakukan penilaian terhadap keadaan umum termasuk tanda vital (nadi, tekanan darah, dan pernapasan) sambil mencari riwayat penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien atau keluarganya

–       jika pasien tidak bernafas atau pernafasan dangkal:

  1. periksa dan bebaskan jalan napas
  2. jka tidak bernapas, mulai ventilasi dengan masker dan balon
  3. intubasi jika perlu
  4. jika pasien bernapas, beri oksigen 4-6 liter per menit melalui masker atau kanulanasal

–       jika pasien tidak sadar/koma:

  1. bebaskan jalan nafas
  2. baringkan pada sisi kiri
  3. ukur suhu
  4. periksa apakah ada kaku tengkuk

3. Penglihatan kabur

Banyak anggota tubuh yang ikut berubah saat hamil, termasuk mata. Tak heran bila ibu hamil mengeluh kemampuan penglihatannya terganggu. Ada yang mengeluh lebih silau jika terkena cahaya, tidak nyaman dengan kacamata atau lensa kontaknya, pandangannya agak kabur, ada titik hitam di penglihatan, dan sebagainya. Perubahan yang terjadi pada mata ini, disebabkan adanya perubahan fisiologis maupun patologis. (Dr. Rini Hersetyati, SpM., dari Klinik Mata Nusantara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat)

Fisiologis & Patologis Penglihatan Kabur

Perubahan Fisiologis

Terjadi pada kornea: kornea akan lebih sensitif dan ketebalannya berubah. Pada keadaan ini menyebabkan orang yang memiliki kelainan refraksi (rabun jauh atau rabun dekat) akan merasakan tidak nyaman dengan kacamatanya. Keluhan juga terjadi pada pengguna lensa kontak, biasanya akan terjadi ketidaknyamanan atau mata sering merah.

Karena hal ini merupakan perubahan fisiologis selama kehamilan, tentu saja setelah melahirkan keadaan akan kembali normal. Untuk mengatasi hal­hal tersebut disarankan pada saat hamil sebaiknya pengguna lensa kontak menggunakan kacamata dahulu. Bila terjadi perubahan ukuran kacamata, apabila sangat mengganggu, ukuran kacamata boleh diganti tetapi yang perlu diingat bahwa setelah masa kehamilan berakhir kemungkinan besar ukuran kacamata akan berubah lagi.

Perubahan Patologis

Yaitu, terjadinya perubahan yang menyebabkan gangguan fungsi. Pada keadaan ini, gangguan yang terjadi bisa membaik setelah berakhirnya kehamilan atau bisa juga tidak membaik, ibu tetap mengalami gangguan mata meskipun sudah tidak hamil lagi.

Perubahan patologis yang sering terjadi pada kehamilan adalah pembengkakan di pusat penglihatan (macula). Ini terjadi karena kebocoran di lapisan saraf mata (retina) yang kemudian cairannya terkumpul di pusat penglihatan, istilah medisnya, Central Serous Retinophaty. Umumnya, gejala yang dikeluhkan oleh ibu adalah penurunan tajam penglihatan atau penglihatan bagian tengah lebih kabur. Kasus ini akan membaik walapun tanpa pengobatan, mengingat pemberian obat pada ibu hamil juga berisiko pada janin yang dikandung.

Perubahan patologis juga bisa diakibatkan oleh beberapa penyakit pemicu, seperti:

a. Preeklamsia atau Eklamsia

Pada beberapa kasus kehamilan dengan preeklamsia/eklamsia, bisa terjadi penumpukan cairan di bawah lapisan saraf mata secara menyeluruh (exudative retinal detachment), sehingga menyebabkan ketajaman penglihatan sangat turun. Umumnya, setelah kehamilan selesai dan eklamsia teratasi, dengan sendirinya cairan akan hilang dan lapisan saraf kembali normal. Tetapi tak menutup kemungkinan pula kalau ketajaman penglihatan tidak kembali seperti semula, bahkan ada beberapa kasus sudah keburu mengalami kebutaan.

Untuk mengatasinya, biasanya tak ada penanganan khusus di bagian mata, misalnya dengan memberikan obat atau terapi. Yang diatasi adalah masalah eklamsianya. Ini merupakan jalan terbaik, selain untuk kesehatan mata juga untuk kesehatan secara umum mengingat eklamsia berbahaya bagi ibu maupun janin. Jika eklamsia tak ditangani dengan baik, bukan saja mengakibatkan gangguan pada mata, melainkan juga jantung, metabolisme tubuh, sistem hormonal, bahkan kelainan pada pertumbuhan janin.

b. Rabun Jauh

Ada ibu yang tak bisa melihat jelas benda-benda dalam jarak cukup jauh, disebut dengan rabun jauh atau mata minus. Kadar minus setiap ibu sangat bervariasi, ada yang ringan hingga berat. Sebaiknya, bila kita tahu mengalami mata minus, lakukanlah pemeriksaan mata lengkap. Sebab hal ini akan terkait dengan proses persalinan, apakah bisa dilakukan normal atau tidak.

Pemeriksaan mata minus biasanya dilakukan dengan memberikan obat tetes mata untuk melebarkan pupil mata. Dari situ dokter dapat melihat keadaan retinanya. Apabila tak ditemukan robekan atau keadaan yang bisa menyebabkan retina robek, biasanya tak dilakukan terapi dan pasien boleh melakukan persalinan normal. Tetapi bila pada saat pemeriksaan retina didapatkan robekan retina, maka dokter akan melakukan laser yang tujuannya memperkuat retina sehingga lepasnya retina dapat dicegah. Disarankan memeriksa retina 2­3 bulan sebelum melahirkan supaya bila terdapat kelainan dapat ditangani sebelum persalinan.

Orang dengan rabun jauh memiliki risiko lepasnya retina lebih besar daripada orang normal karena retina pada orang rabun jauh sering mengalami penipisan. Yang penting dilakukan, pemeriksaan retina secara berkala. Apalagi bila merasa melihat kilatan (flashes) di dalam bola mata, serta adanya bayangan seperti benang, sarang laba-laba, atau nyamuk yang mengambang di dalam bola mata dan selalu ikut ke arah mana mata bergerak, segera pergi ke dokter mata untuk diperiksa retinanya. Gejala tersebut bisa merupakan tanda awal terjadinya robekan retina. Jadi, sebenarnya pada orang dengan rabun jauh bisa atau tidaknya melahirkan secara normal tanpa operasi, tidak tergantung pada besarnya minus tetapi keadaan retinanya.

Untuk mengatasi gangguan mata, yang terbaik adalah berkonsultasi ke dokter ahli mata, agar pengobatan bisa dilakukan secara tepat dan efektif. Dengan bantuan dokter, masalah bisa diatasi, dari akar penyebab seperti diabetes, preeklamsi, hingga solusi yang harus dilakukan. Ditambah lagi ibu sedang hamil sehingga harus sangat berhati-hati mengonsumsi obat. Minum obat sembarangan dikhawatirkan mengganggu pertumbuhan janin.

Namun begitu, ibu bisa melakukan tindakan di rumah. Misal, menjaga kondisi tubuh tetap prima dengan asupan bergizi dan seimbang, olahraga untuk ibu hamil, dan menjaga kondisi psikis, supaya kehamilan bisa berjalan dengan baik dan lancar. Tentu, penderita diabetes atau preeklamsia harus melakukan diet secara terkontrol. Jika tak boleh mengonsumsi gula terlalu banyak, garam berlebihan, atau makanan-makanan lain, ya harus dilakukan supaya penyakit penyerta ini tidak semakin parah yang berdampak pada mata.

Hal lain, lakukan komunikasi yang baik dengan dokter yang bersangkutan. Jika ada keluhan, gangguan mata yang semakin berat misalnya, segeralah berkonsultasi, entah lewat telepon atau membuat perjanjian segera. Intinya, menyadari ada yang tak biasa, maka kita perlu mempersiapkan diri untuk melakukan hal terbaik. (Irfan Hasuki. Dok. Klinik Mata Nusantara)

  1. 4.      HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada permulaan nifas. Golongan penyakit ini ditandai dengan hipertensi dan kadang-kadang disertai proteinuria, oedem, convulsi, koma atau gejala-gejala lain.

.Hipertensi dalam kehamilan merupakan penyebab kematian neonatal. Kematian bayi ini terutama disebabkan partus praematurus yang merupakan akibat dari penyakit hipertensi.

Klasifikasi menurut American Committee and Maternal Walfare

  1. Hipertensi yang hanya terjadi dalam kehamilan, yaitu preeklampsi dan eklamsi. Diagnose dibuat atas dasar hipertensi dengan proteinuria atau oedem atau kedua-duanya pada wanita hamil setelah 22 minggu.
  2. Hipertensi yang kronis (apapun sebabnya). Diagnose dibuat atas adanya hipertensi sebelum minggu ke 20 dari kehamilan dan hipertensi ini tetap setelah kehamilan berakhir.
  3. Preeklampsi dan eklamsi yang terjadi atas dasar hipertensi yang kronis. Pasien dengan hipertensi yang kronis sering memberatkan penyakitnya dalam kehamilan, dengan gejala-gejala hipertensi naik, proteinuri, oedem dan kelainan retina.
  4. Transient hypertension. Diagnose dibuat kalau timbul hipertensi dalam kehamilan atau dalam 24 jam pertama dari wanita yang tadinya normotensip dan yang hilang dalam 10 hari postpartum.

Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan meliputi:

  1. Hipertensi (tanpa proteinuria atau edema)
  2. Pre-eklampsi ringan
  3. Pre-eklampsi berat
  4. Eklamsi

Catatan :

  • Pre-eklampsi ringan sering tanpa gejala
  • Proteinuria yang meningkat merupakan tanda memburuknya pre-eklampsia
  • Edema tungkai bukan merupakan tanda yang pasti pada pre-eklampsi
  • Per-eklampsi ringan dapat dengan cepat meningkat menjadi per-eklampsi berat. Resiko menjadi eklampsi sangat besar pada pre-eklampsi berat.
  • Kejang:

–   Dapat terjadi tanpa hubungan dengan beratnya hipertensi

–       Sukar diramalkan, dapat etrjadi tanpa adanya hiperrefleksia, nyeri kepala atau gangguan penglihatan

–       Pada 25% kasus terjadi pad pasca persalinan

–       Dapat terjadi berulang-ulang sehingga dapat berakhir dengan kematian

–       Dapat diikuti dengan koma

Penaganana Kasus Hipertensi Dalam Kehamilan

Penanganan hipertensi dalam kehamilan.

  1. Pembatasan kalori, sayuran dan garam tidak dapat mencegah hipertensi dalam kehamilan bahkan dapat berbahaya bagi janin
  2. Manfaat aspirin, kalsium, dan obat-obat  penceggah hipertensi dalam kehamilan belum terbukti
  3. Deteksi dini dan penanganan ibu hamil dengan faktor-faktor resiko sangat penting pada penanganan hipertensi dalam kehamilan dan pencegahan kejang. Follow up teratur dan nasihat yang jelas bilamana pasien harus kembali. Suami dan anggota keluarga lainnya harus diberi penjelasan tentang tanda-tanda hipertensi dalam kehamilan dan perlunya dukungan social atau moral kepada pasien.

Hipertensi karena kehamilan tanpa proteinuria

Tangani secara rawat jalan:

  1. Pantau tekanan darah, urin (untuk proteinuria), dan kondisi janin setiap  minggu
  2. Jika tekanan darah meningkat, tangani sebai pre-eklampsi ringan
  3. Jika kondisi janin memburuk atau pertumbuhan janin terlambat, rawat untuk penilaian kesehatan janin
  4. Beritahu pasien dan keluarga tanda bahaya dan gejala per-eklampsi atau eklampsi
  5. Jika tekanan darah stabil, janin dapat dilahirkan secara normal.

Pre-eklampsi ringan

  1. Pada kehamilan kurang dari 37 minggu

Jika belum ada perbaikan, lakukan penilaian 2 kali seminggu secara rawat jalan:

  1. Pantau tekanan darah, urin (untuk proteinuria), reflex dan kondisi lain
  2. Konseling pasien dan keluarganya tentang tanda-tanda bahaya pre-eklampsi dan eklampsi
  3. Lebih banyak istirahat
  4. Diet biasa (ttidak perlu diet rendah garam
  5. Tidak perlu diberi obat-obatan
  6. Jika rawat jalan tidak mungkin, rawat di rumah sakit:
  • Diet  biasa
  • Pantauu tekanan darah 2 kali sehari dan urin (untuk proteinuria) 1 kalli sehari
  • Tidak perlu diberri obat-obatan
  • Tidak perlu diuritik kecuali jika tidak terdapat edema paru, dekompensasi kodis, atau gagal ginjal akut
  • Jika tekanan diastolik turun sampai normal pasien dapat dipulangkan:

ü Nasihatkan untuk istirahat dan perhatikan tanda-tanda pre-eklampsi berat

ü Control 2 kali seminggu untuk memantau tekanan darah, urin, keadaan janin, serta gejala pre-eklampsi berat

ü Jika tekanan diastole naik kembali, rawat kembali

  • Jika tidak ada tanda-tanda perbaikan tetap dirawat. Lanjutkan penanganan dan obsesvasi kesehatan janin.
  • Jika terdapat tanda-tanda pertumbuhan janin terhambat, pertimbangkan terminasi kehamilan. Jika tidak rawat sampai aterm.
  • Jika proteinuria meningkat, tangani sebagai pre-eklampsi berat
  1. Kehamilan lebih dari 37 minggu
    1. Jika servik matang, pecahkan ketuban dan induksi persalinan dengan oksitosin atau prostaglandin
    2. Jika servik belum matang, lakukan pematangan dengan prostaglandid atau kateter fole atau lakukan seksio sesarea.

Pre-eklampsi berat dan eklampsi

Penanganan pre-eklampsi berat dan eklampsi sama, kecuali bahwa persalinan harus berlangsung dalam 12 jam setelah timbulnya kejang pada eklampsi. Semua kasus pre-eklampsi berat harus ditangani secara aktif. Penanganan konservatif tidak dianjurkan karena gejala dan tanda eklampsi seperti hiperrefleksia dan gangguan penglihatan sering tidak sahi.

Penanganan kejang:

  1. Beri obat anti konvulsan
  2. Perlengkapan untuk penanganan kejang (jalan nafas, sedotan, masker balon dan oksigen)
  3. Beri oksigen 4-6 liter/menit
  4. Lindungi pasien dari kemungkinan trauma, tetapi jangan diikat terlalu keras
  5. Baringkan pasien pada sisi kiri untuk mengurangi resiko aspirasi
  6. Setelah kejang, aspirasi mulut dan tenggorokan tidak perlu.

Penanganan umum:

  1. Jika tekanan diastole tetap lebih dari 110 mmHg, berikan obat antihipertensi, sampai tekanan diastolic diantara 90 – 100 mmHg
  2. Pasang infuse dengan jarum besar (16 gauge atau lebih besar)
  3. Ukur keseimbangan cairan, jangan sampai terjadi overload cairan
  4. Kateterisasi urin untuk memantau pengeluaran urin dan proteinuria
  5. Jika jumlah urin kurang dari 30 ml/jam:

–          Hentikan magnesium sulfat (MgSO4) dan berikan cairan I.V. (NaCl 0,9 % atau Ringger laktat) pada kecepatan 1L/8jam

–          Pantau kemungkinan edema paru

  1. Jangan tinggalkan pasien sendirian. Kejang disertai aspirasi muntah dapat mengakibatkan kematian ibu dan janin
  2. Observasi tanda-tanda vital, reflex, dan denyut jantuung janin setiap jam
  3. Auskultasi paru untuk mencari tanda-tanda edema paru
  4. Hentikan pemberian I.V. dan  berikan diuretic, misalnya furosemid 40mg I.V. sekali saja jika ada edema paru
  5. Nilai pembekuan darah dengan uji pembekuan sederhana (bedside clotting test). Jika pembekuan tidak terjadi sesudah 7 menit, kemungkinan terdapat koagulo

 

 

 

 

 

 

Gambar 2.

Proteinuria

Proteinuria adalah protein yang lebih dari 0,3 g/l dalam urine 24 jam atau lebih dari 1 g/l pada urine yang sembarangan.

Urine di ambil untuk pemeriksaan harus urine yang bersih atau urine yang diperoleh dengan penyadapan. Proteinuria ini harus ada pada 2 hari berturut-turut atau lebih.

Proteinuria biasanya ditemukan pada pre-eklampsia, rupanya dikarenakan vasospasnum pembuluh-pembuluh darah ginjal.

Proteinuria biasanya timbul lebih lambat dari hyperemesis dan tambah berat.

5. Keluar cairan pervaginam

Adalah keluarnya air ketuban sebelum waktunya yaitu ketuban pecah sebelum persalinan berlangsung (kehamilan 22 minggu) yang disebabkan karena berkurangnya kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intra uteri atau oleh kedua faktor tersebut, juga karena adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan servik dan penilaiannya ditentukan dengan adanya cairan ketuban di vagina. Penentuan cairan ketuban dapat dilakukan dengan tes lakmus (nitrazin test) merah menjadi biru (Saifuddin, 2002).

  1. Ketuban pecah dini

Masalah

–          keluarnya cairan berupa air-air dari vagina setelah kehamilan berusia 22 minggu

–          ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung

–          pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun kehamilan aterm

Penanganan umum

–          konfirmasi usia kehamilan, kalau ada dengan USG.

–          Lakukan pemeriksaan inspekulo (dengan speculum DTT) untuk menilai cairan yang keluar (jumlah,warna,bau) dan membedakannya dengan urine.

–          Jika ibu mengeluh perdarahan pada akhir kehamilan (setelah 22 minggu), jangan lakukan pemeriksaan secara digital

–          Tentukan ada tidaknya infeksi

–          Tentukan tanda-tanda inpartu

Penanganan khusus Ketuban Pecah Dini (KPD)

Konfirmasi diagnosis

–          Bau cairan ketuban yang khas

–          Jika keluarnya cairan ketuban sedikit-dikitnya, tamping cairan yang keluar dan nilai 1 jam kemudian.

–          Dengan speculum DTT lakukan pemeriksaan inspekulo. Nilai apakah cairan keluar melalui ostium uteri atau terkumpul di fornix posterior.

–          Jangan lakukan pemeriksaan dalam dengan jari, karena tidak membantu diagnosis dan dapat menimbulkan infeksi

–          Tes lakmus (tes nitrazin). Jika kertas lakmus merah berubah menjadi biru menunjukkan adanya cairan ketuban (alkalis). Darah dan infeksi vagina dapat menghasilkan yang positif palsu

–          Tes pakis, dengan meneteskan cairan ketuban pada gelas objek dan dibiarkan kering. Pemeriksaan mikroskopik menunjukkan Kristal cairan amnion dan gambaran daun pakis.

Penanganan

–          Rawat di rumah sakit

–          Jika ada perdarahan pervaginam dengan nyeri perut, pikirkan solutio placenta

–          Jika ada tanda-tanda infeksi (demam, cairan vagina berbau), berikan antibiotika sama halnya jika terjadi amnionitis

–          Jika tidak ada infeksi dan kehamilan < 37 minggu :

  1. Berikan antibiotika untuk mengurangi morbiditas ibu dan janin. Ampisili 4×500 mg selama 7 hari ditambah eritromisin 200 mg per oral 3x per hari selama 7 hari
  2. Berikan kortikosteroid kepada ibu untuk memperbaiki kematangan paru janin. Berikan betametason 12 mg I.M. dalam 2 dosis setia 12 jam atau Dexametason 6 mg I.M. dalam 4 dosis setiap 6 jam dan jangan berikan kortikostiroidjika ada infeksi.
  3. Lakukan persalinan pada kehamilan 37 minggu
  4. Jika terdapat his dan darah lender, kemungkinan terjadi persalinan preterm.

–          Jika tidak terdapat infeksi dan kehamilan > 37 minggu :

  1. Jika ketuban telah pecah > 18 jam, berikan antibiotika frofilaksis untuk mengurangi resiko infeksi streptokokus grup B. berikan ampisilin 2 gr I.V. setiap 6 jam atau penisilin G 2 juta unit I.V. setiap 6 jam sampai persalinan. Jika tidak ada infeksi pasca persalinan hentikan anti biotika.
  2. Jika serviks sudah matang lakukan induksi persalinan dengan oksitosin
  3. Jika serviks belum matang, matangkan serviks dengan prostag tandin dan infus oksitosin atan lahirkan dengan seksio saesarea.
  1. Amnionitis

–            Berikan antibiotika kombinasi sampai persalinan :

  1. Ampisilin 2 mg I.V. setiap 6 jam, ditambah gentamisin 5 mg/kg BB I.V. setiap 24 jam
  2. Jika persalinan pervaginam, hentikan antibiotika pasca persalinan
  3. Jika persalinan dengan seksio saesarea, lanjutkan antibiotika dan berikan metronidazol 500 mg I.V. setiap 6 jam sampai bebas demam selama 48 jam

–          Jika serviks matang ;lakukan induksi persalinan dengan oksitosin

–          Jika serviks belum matang, matangkan dengan frostaglandin dan infus oksitosin atau lakukan seksio saesarea.

–          Jika terdapat metritis (demam, cairan vagina berbau) berikan anti biotika.

–          Jika terdapat sepsis pada BBL lakukan pemeriksaan kultur dan berikan antibiotika.

 

6. Gerakan janin tidak terasa

Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1 jam). Ibu mulai merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6. Beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam 1 jam jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik (Pusdiknakes, 2003).

Penanganan umum

  1. Berikan dukungan emosional pada ibu.
  2. Nilai denyut jantung janin :

–       Bila ibu mendapat sedatif, tunggu hilangnya pengaruh obat, kemudian nilai ulang

–       Bila DJJ tidak terdengar minta beberapa orang mendengarkan menggunakan stetostop Doppler

Penanganan khusus

Kematian janin janin dapat terjadi akibat gangguan pertumbuhan janin, gawat janin, atau kelainan bawaan atau akibat infeksi yang tidak terdiagnosis sebelumnya sehingga tidak terobati.

  1. Jika pemeriksaan radiologi tersedia, konfirmasi kematian janin setelah 5 hari. Tanda-tandanya berupa overlapping tulang tengkorak, hiperfleksi kolumna vertebralis, gelembung udara didalam jantung dan edema sclap.
  2. USG : merupakan sarana penunjang diagnostic yang baik untuk memastikan kematian janin dimana gambarannya menunjukkan janin tanpa tanda kehidupan : tidak ada DJJ, ukuran kepala janin dan cairan ketuban berkurang
  3. Dukungan mental emosional perlu diberikan kepada pasien. Sebaiknya pasien selalu didampingi oleh orang-orang terdekatnya. Yakinkan bahwa besar kemungkinan dapat lahir pervaginam.
  4. Pilihan cara persalinan dapat secara aktif dengan induksi maupun ekspektatif, perlu dibicarakan dengan pasien dan keluarganya sebelum keputusan diambil
  5. Bila pilihan penganan adalah ekspektatif :
  • Tunggu persalinan spontan hingga 2 minggu
  • Yakinkan bahwa persalinan 90% spontan akan terjadi tanpa komplikasi
  • Jika trombosit dalam 2 minggu menurun tanpa persalinan spontan lakukan penanganan aktif.
  1. Jika penanganan aktif akan dilakukan, nilai serviks :
  • Jika serviks matang, lakukan induksi persalinan dengan oksitosin atau proslaglandin.
  • Jika serviks belim matang, lakukan pematangan serviks dengan prostaglandin atau kateter Folay
  • Catatan : jangan lakukan amniotomi karena beresiko infeksi.
  1. Persalinan dengan seksio saesarea merupakan alternatif terakhir.
  2. Jika persalinan spontan tidak terjadi dalam 2 minggu, trombosit menurun dan serviks belum matang, matangkan serviks dengan misoprostol :
  • Tempatkan misoprostol 25 mcg dipuncak vagina, dapat di ulangi setelah 6 jam
  • Jika tidak ada respon sesudah 2x 25 mcg misoprostol, naikkan dosis menjadi 60 mcg setiap 6 jam
  • Catatan : jangan berikan lebih dari 50 mcg setiap kali dan jangan melebihi 4 dosis.
  1. Jika ada tanda infeksi, berikan antibiotika untuk metritis
  2. Jika tes pembekuan sederhana lebih dari 7 menit atau bekuan mudah pecah, waspada koaglopati.
  3. Berikan kesempatan pada ibu dan keluarganya untuk melihat dan melakukan kegiatan ritual bagi janin yang meninggal tersebut.
  4. Pemeriksaan patologi placenta adalah untuk mengungkapkan adanya patologi placenta dan infeksi.
  1. 7.      Nyeri perut yang hebat

Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal adalah tidak normal. Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap, dan tidak hilang setelah istirahat. Hal ini bisa berarti appendiksitis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang pelvis, persalinan preterm, gastritis, penyakit kantong empedu, iritasi uterus, solutio placenta, infeksi saluran kemih atau infeksi lainnya (Pusdiknakes, 2003).

Masalah

  • ibu mengeluh nyeri perut dalam kehamilan lebih dari 22 minggu.

 Penanganan

–       Segera nilai keadaan umum pasien termasuk tanda-tanda vital (nadi, tekanana darah, pernafasan, suhu)

–       Jika syok atau perdarahan banyak segera mulai penanganan syok:

  1. Pasang infuse dengan jarum 16 gauge atau lebih besar
  2. Ambil contoh darah untuk periksaan Hb, golongan darah dan uji silang
  3. Guyur dengan NaCl atau Ranger Laktat

–        Jika tanda-tanda syok tidak terlihat, ingatlah saat anda melakukan evaluasi lanjut karena stastus ibu tersebut dapat memburuk dengan cepat. Jika terjadi syok segera mulai menatal;aksanaan syok.

–       Jika sangat kesakitan beri suntikan peptidin atau morfin (jangan berikan analgetika sebelum dilakukan pemeriksaan).

–       Jika ada tanda-tanda sepsis beri antibiotika I.V. atau I.M.

–       Ukur darah yang hilang, cairan yang diberikan dan produksi urin

DAPUS

Belscher NA, Macky. Obstetric and the Newborn and Illustrated Textbook 2nd. ed.Sydney : WB. Saunders Company 1986. 305.

Fairwether. Nausea and Vomity in Pregnancy, Am J Obst. & gynec. 1968. vol. 102;135-171.

Greenhill. Obstetrics 12 th. ed. Philadelphia : WB. Saunders Company. 1961. 375-377.

Hasuki, I. Jangan Remehkan Gangguan Penglihatan. http//www.intisari-online.com.  Diakses: 19 Februari.

Mannor SM. Hyperemesis Gravidarum. In : Iffty L, Kaminetzky HA eds. Principles and Practise of Obstetric and Perinatology. Vol. 12. Toronto : A Wiley Medical Publication. 1981. 1155-1164.

Mochtar, R. Sinopsis Obstetri. Buku Kedekteran. 1998, Jakarta.

Saifuddin, BA. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Material dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2002, Jakarta.

Sastrawinata, S. Obstetri Patologi. Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung. 1981, Bandung.

Wiknjosastro, H. Ilmu Kandungan I. Bina Pustaka sarwono Prawiroharjo. 2008, Jakarta.

Wiknjosastro, H. Ilmu Kandungan II. Bina Pustaka sarwono Prawiroharjo. 2008, Jakarta.

Leave a comment »